Perbedaan Kadar Interferon Gamma pada Tuberkulosis Anak

Latar belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, suatu bakteri batang Gram positif. Salah satu sitokin yang diproduksi sel Th1 adalah interferon gamma (IFN-γ) yang berperan penting dalam mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Terjadinya ga...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Sitti Ridha Khairani Fatah (Author), Mohammad Juffrie (Author), Amalia Setyati (Author)
Format: Book
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2017-03-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_05e14afa319e46b9adddf50e2c9ee2d4
042 |a dc 
100 1 0 |a Sitti Ridha Khairani Fatah  |e author 
700 1 0 |a Mohammad Juffrie  |e author 
700 1 0 |a Amalia Setyati  |e author 
245 0 0 |a Perbedaan Kadar Interferon Gamma pada Tuberkulosis Anak 
260 |b Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia,   |c 2017-03-01T00:00:00Z. 
500 |a 0854-7823 
500 |a 2338-5030 
500 |a 10.14238/sp18.5.2017.385-90 
520 |a Latar belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, suatu bakteri batang Gram positif. Salah satu sitokin yang diproduksi sel Th1 adalah interferon gamma (IFN-γ) yang berperan penting dalam mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Terjadinya gangguan atau penurunan aktivitas sel Th1 dan sitokinnya yaitu IFN-γ cukup bermakna dalam memengaruhi mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit TB. Manifestasi klinis penyakit TB terjadi karena adanya defisiensi imun, terutama imunitas selular. Tujuan. Mengkaji perbedaan kadar interferon gamma dilihat dari derajat lesi paru pada pasien TB anak. Metode. Penelitian cross sectional dilakukan di RSUP Dr. Sardjito and RSUD Sleman selama bulan Desember 2014. Subyek penelitian adalah anak kurang dari 15 tahun yang terdiagnosis TB menggunakan skor TB IDAI. Produksi interferon-gamma diukur dengan metode ELISA dan perbedaan kadarnya dibandingkan dengan derajat lesi paru. Hasil. Berdasarkan derajat lesi paru, kadar IFN-γ pada kasus tuberkulosis anak dengan lesi paru minimal (8,37±3,25) lebih tinggi daripada kasus dengan lesi paru sedang (3,52±1,75), dan lesi paru luas (4,83±2,78). Kesimpulan. Ada perbedaan rerata kadar IFN-γ serum TB anak berdasarkan derajat lesi paru minimal, sedang, dan luas, walaupun secara statistik tidak bermakna. 
546 |a ID 
690 |a interferon gamma 
690 |a tuberkulosis anak 
690 |a derajat lesi paru 
690 |a Medicine 
690 |a R 
690 |a Pediatrics 
690 |a RJ1-570 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Sari Pediatri, Vol 18, Iss 5, Pp 385-90 (2017) 
787 0 |n https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1083 
787 0 |n https://doaj.org/toc/0854-7823 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2338-5030 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/05e14afa319e46b9adddf50e2c9ee2d4  |z Connect to this object online.