Hubungan Derajat Ketoasidosis Diabetik dengan Kadar Kalium pada Pasien Anak di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Periode Tahun 2014-2019
Latar belakang. Ketoasidosis diabetik (KAD) seringkali menjadi komplikasi penyakit DM tipe-1 dan merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada anak. Gangguan elektrolit termasuk kadar kalium dapat terjadi pada pasien KAD. Perubahan kadar kalium dap...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2020-08-01T00:00:00Z.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online. |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Latar belakang. Ketoasidosis diabetik (KAD) seringkali menjadi komplikasi penyakit DM tipe-1 dan merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada anak. Gangguan elektrolit termasuk kadar kalium dapat terjadi pada pasien KAD. Perubahan kadar kalium dapat terjadi karena peningkatan kadar kalium akibat defisiensi insulin, asidosis, dan hiperglikemia. Sementara penurunan kadar kalium berakibat diuresis osmotik, asupan makanan berkurang, dan muntah. Abnormalitas kadar kalium dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pemeriksaan kadar elektrolit termasuk kalium penting dilakukan dalam diagnosis KAD. Tujuan. Mengetahui hubungan antara derajat KAD dan kadar kalium pada pasien anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin. Metode. Penelitian dilakukan pada September - November 2019 dengan rancangan studi analitik potong lintang menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data rekam medis pasien KAD anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama periode Desember 2014 - Oktober 2019. Data karakteristik umum dan klinis pasien dikumpulkan dan dilakukan uji korelasi Spearman untuk melihat hubungan antara derajat KAD dan kadar kalium dengan kemaknaan p<0,05. Hasil. Penelitian ini melibatkan 35 pasien KAD anak dengan total 39 episode. Enam (15,39%) pasien mengalami KAD derajat ringan, 13 (33,33%) sedang, dan 20 (51,28%) berat. Pada pemeriksaan kadar kalium pasien didapatkan 9 (23,08%) dengan hipokalemia, 21 (53,84%) normokalemia, dan 9 (23,08%) hiperkalemia. Dari hasil analisis Spearman didapatkan korelasi yang lemah antara derajat KAD dan kadar kalium (koefisien korelasi Spearman (r)=0,471, nilai p=0,002). Kesimpulan. Derajat KAD dengan kalium belum bisa dihubungkan mengingat sampel yang belum memadai dan hasil uji statistik yang masih lemah. |
---|---|
Item Description: | 0854-7823 2338-5030 10.14238/sp22.2.2020.71-5 |