HUBUNGAN KERAWANAN PANGAN KELUARGA DAN PRAKTEK PEMBERIAN MPASI (PMBA) DENGANSTATUS GIZI BB/PB PADA BADUTA USIA 6 - 23 BULAN DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS WATES KELURAHAN WATES KOTA MOJOKERO

Ketidaksesuaian praktik pemberian MPASI (PMBA) dan kerawanan pangan menyebabkan terjadinya wasting pada baduta usia 6-23 bulan, dimana pada rentang usia tersebut merupakan 1000 hari pertama kehidupan yang penting bagi pertumuhan dan perkembangan anak. Studi ini bertujuan mengidentifikasi kerawanan p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sholichah Wulandari (Author)
Format: Book
Published: Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, 2023-06-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_5ee703d5a8b84e57bcc7bff7d79f0bf8
042 |a dc 
100 1 0 |a Sholichah Wulandari  |e author 
245 0 0 |a HUBUNGAN KERAWANAN PANGAN KELUARGA DAN PRAKTEK PEMBERIAN MPASI (PMBA) DENGANSTATUS GIZI BB/PB PADA BADUTA USIA 6 - 23 BULAN DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS WATES KELURAHAN WATES KOTA MOJOKERO 
260 |b Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya,   |c 2023-06-01T00:00:00Z. 
500 |a 10.33086/mtphj.v6i2.3241 
500 |a 2549-189X 
500 |a 2549-2993 
520 |a Ketidaksesuaian praktik pemberian MPASI (PMBA) dan kerawanan pangan menyebabkan terjadinya wasting pada baduta usia 6-23 bulan, dimana pada rentang usia tersebut merupakan 1000 hari pertama kehidupan yang penting bagi pertumuhan dan perkembangan anak. Studi ini bertujuan mengidentifikasi kerawanan pangan keluarga baduta, praktik PMBA, status gizi baduta, hubungan kerawanan pangan dengan status gizi dan hubungan praktik PMBA dengan status gizi. Studi komunitas dengan desain cross sectional melibatkan 39 ibu baduta usia 6-23 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan rumah dengan metode interview menggunakan kuesioner yang berisi tentang 8 indkator PMBA. Data antropometri didapatkan dari penimbangan posyandu dan pengukuran langsung pada saat kunjungan rumah. Hasil dari studi ini ditemukan kebanyakan baduta dengan kerawan pangan yang baik (68%) dan dengan mean 11,7 ditemukan 41% baduta memiliki praktik PMBA yang sesuai. Identifikasi status gizi sangat kurus (< -3 SD) 5%, kurus (< -2 SD ) 20%, Normal (-2 < -  2) 70% dan Overweight (> 2 SD) 5%. Analisa dengan uji spearman dengan tingkat kemaknaan  = 0.005 menemukan terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara kerawanan pangan keluarga dengan status gizi (BB/PB) baduta (P Value 0,022, r value -0,365) dan hubungan yang signifikan praktik PMBA dengan status gizi BB/PB (P Value 0,04, r-Value 0,44). Semakin rendah kerawanan pangan kelurga maka semakin baik status gizi baduta. Praktik PMBA yang baik akan berdampak positif dengan status gizi baduta. 
546 |a ID 
690 |a Praktik PMBA 
690 |a Kerawanan Pangan 
690 |a Status Gizi 
690 |a Baduta 
690 |a MPASI 
690 |a Wasting 
690 |a Medical technology 
690 |a R855-855.5 
690 |a Public aspects of medicine 
690 |a RA1-1270 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Medical Technology and Public Health Journal, Vol 6, Iss 2 (2023) 
787 0 |n https://journal2.unusa.ac.id/index.php/MTPHJ/article/view/3241 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2549-189X 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2549-2993 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/5ee703d5a8b84e57bcc7bff7d79f0bf8  |z Connect to this object online.