Luaran Klinis Anak dengan Epilepsi yang Mengalami Relaps Setelah Penghentian Obat Antiepilepsi

Latar belakang. Penghentian obat antiepilepsi (OAE) yang terburu-buru meningkatkan risiko relaps. Risiko resistensi obat pada anak dengan epilepsi yang mengalami relaps sangat tinggi. Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai pengobatan kejang pasca relaps. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Agung Triono (Author), Elisabeth Siti Herini (Author), Irawan Mangunatmadja (Author)
Format: Book
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2019-05-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_64bc85323dba40d78b6d68a1fc10ffac
042 |a dc 
100 1 0 |a Agung Triono  |e author 
700 1 0 |a Elisabeth Siti Herini  |e author 
700 1 0 |a Irawan Mangunatmadja  |e author 
245 0 0 |a Luaran Klinis Anak dengan Epilepsi yang Mengalami Relaps Setelah Penghentian Obat Antiepilepsi 
260 |b Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia,   |c 2019-05-01T00:00:00Z. 
500 |a 0854-7823 
500 |a 2338-5030 
500 |a 10.14238/sp20.6.2019.335-41 
520 |a Latar belakang. Penghentian obat antiepilepsi (OAE) yang terburu-buru meningkatkan risiko relaps. Risiko resistensi obat pada anak dengan epilepsi yang mengalami relaps sangat tinggi. Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai pengobatan kejang pasca relaps. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden relaps, karakteristik, prediktor, luaran, dan perjalanan elektroensefalografi (EEG) anak dengan epilepsi setelah mengalami relaps. Metode. Penelitian dilakukan pada Juni-Desember 2016. Desain studi adalah potong lintang, multisite dari rekam medis tahun 2012-2016. Subjek adalah anak dengan epilepsi yang mengalami relaps. Hasil. Epilepsi relaps terjadi paling banyak dalam tahun pertama setelah dosis OAE diturunkan, 41,3% relaps terjadi dalam 6 bulan, dan 31,7% antara 6-12 bulan. Riwayat waktu kejang terkontrol lama (≥1 tahun) pada kejang sebelumnya merupakan faktor yang memengaruhi (RP 1,846 95% IK 1,056 - 3,228) kejang yang tidak terkontrol dalam waktu 6 bulan pasca relaps. Sementara variabel lain tidak signifikan berpengaruh terhadap terkontrolnya kejang dalam 6 bulan pasca relaps. Kesimpulan. Anak dengan epilepsi relaps yang memiliki riwayat waktu terkontrol kejang lama (≥1 tahun) akan lebih sulit mencapai remisi kedua pasca relaps. 
546 |a ID 
690 |a pasca relaps, epilepsi anak, luaran, obat antiepilepsi 
690 |a Medicine 
690 |a R 
690 |a Pediatrics 
690 |a RJ1-570 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Sari Pediatri, Vol 20, Iss 6, Pp 335-41 (2019) 
787 0 |n https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1443 
787 0 |n https://doaj.org/toc/0854-7823 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2338-5030 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/64bc85323dba40d78b6d68a1fc10ffac  |z Connect to this object online.