Pengaruh Pemberian Ketamin Dosis Rendah terhadap Penambahan Uterotonika pada Pasien Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal

Latar Belakang: Meningkatnya angka kejadian seksio sesarea dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan atonia uteri uterus menjadi penyebab tersering dari perdarahan post partum. Ketamin memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan oksitosin, sehingga ketamin dosis rendah di...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Febrina Isnaini (Author), Ester Lantika Ronauli Silaen (Author), Yutu Solihat (Author)
Format: Book
Published: Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC), 2024-11-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_75a5e5ff672b4be9a26b068b43cc4e12
042 |a dc 
100 1 0 |a Febrina Isnaini  |e author 
700 1 0 |a Ester Lantika Ronauli Silaen  |e author 
700 1 0 |a Yutu Solihat  |e author 
245 0 0 |a Pengaruh Pemberian Ketamin Dosis Rendah terhadap Penambahan Uterotonika pada Pasien Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal 
260 |b Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC),   |c 2024-11-01T00:00:00Z. 
500 |a 2808-3261 
500 |a 2615-370X 
520 |a Latar Belakang: Meningkatnya angka kejadian seksio sesarea dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan atonia uteri uterus menjadi penyebab tersering dari perdarahan post partum. Ketamin memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan oksitosin, sehingga ketamin dosis rendah digunakan sebagai agen uterotonik tambahan. Tujuan: Mengetahui perbandingan pemberian ketamin dosis rendah terhadap penambahan uterotonika pada pasien seksio sesarea dengan anestesi spinal. Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan uji klinis acak terkontrol secara random tersamar ganda. Dua puluh empat sampel penelitian yang menjalani seksio sesarea dengan teknik anestesi spinal dibagi secara acak menjadi dua kelompok dengan proporsi sama sebanyak 12 sampel. Pemberian oksitosin + ketamin 0,2 mg/KgBB pada kelompok K, dan pemberian oksitosin + 2 ml NaCl 0,9 % pada kelompok C. Data dianalisis menggunakan uji statistik independent t-test dan Fisher's Exact dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil: Pada kelompok K, kadar hemoglobin memiliki nilai mean ± SD 11,9±0,46; nilai hemoglobin (T1) memiliki nilai mean±SD 10,7±0,54. Pada kelompok C, nilai hemoglobin menunjukkan nilai mean±SD 12,1±0,56. Nilai hemoglobin (T1) menunjukkan nilai mean±SD 10,6±0,50. Pemberian uterotonika tambahan lebih banyak pada kelompok C tapi tidak bermakna secara statistik. Simpulan: Pemberian uterotonika tambahan lebih banyak diberikan pada kelompok C tapi tidak bermakna secara statistik (p>0,05). 
546 |a ID 
690 |a Ketamin 
690 |a oksitosin 
690 |a uterotonika 
690 |a anestesi spinal 
690 |a seksio sesarea 
690 |a Gynecology and obstetrics 
690 |a RG1-991 
690 |a Anesthesiology 
690 |a RD78.3-87.3 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia, Vol 7, Iss 3 (2024) 
787 0 |n https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/191 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2808-3261 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2615-370X 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/75a5e5ff672b4be9a26b068b43cc4e12  |z Connect to this object online.