Anomali pendidikan karakter

Paper ini menjawab pertanyaan mengapa pendidikan karakter belum nampak memberikan perubahan yang signifikan dalam membentuk generasi milenial yangberkarakter dan bermoral.Padahal telah terhitung 5 tahun sejak pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum 2013 sampai saat ini. Faktanyajustru memperl...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Eko Sumadi (Author)
Format: Book
Published: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2018-12-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_94e12d55fd5541e6a133f9a87ea3cece
042 |a dc 
100 1 0 |a Eko Sumadi  |e author 
245 0 0 |a Anomali pendidikan karakter 
260 |b Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,   |c 2018-12-01T00:00:00Z. 
500 |a 2088-3102 
500 |a 2548-415X 
500 |a 10.34001/tarbawi.v15i2.846 
520 |a Paper ini menjawab pertanyaan mengapa pendidikan karakter belum nampak memberikan perubahan yang signifikan dalam membentuk generasi milenial yangberkarakter dan bermoral.Padahal telah terhitung 5 tahun sejak pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum 2013 sampai saat ini. Faktanyajustru memperlihatkan bahwa karakter generasi milenial masih relatif jauh dari tujuan ideal pendidikan karakter itu sendiri. Berbagai penyimpangan dan persoalan-persoalan amoral tak kunjung reda, bahkan mengindikasikan semakin meningkat. Sampai pemerintah pada tahun 2017 lalu merasa perlu memperkuat karakter bangsa melalui dikeluarkannya Perpres No. 87 Tahun 2017. Lantas, dimana letak signifikansi dan efektifitas pendidikan karakter dalam memperbaiki dan menguatkan moralitas anak bangsa? Bisa jadi pendidikan karakter memang salah secara konseptualatau mungkin juga salah dalam proses penerapannya. Paper ini menganalisa persoalan tersebut dengan perspektif psikoanalisanya Sigmund Freud.Bagi Freud, manusia terlahir dengan hasrat liar. Maka pendidikan sejatinya adalah upaya mendamaikan hasrat liar tersebut (Id) dengan Superego yang menjadi representasi dari berbagai tuntutan dari struktur sosial. Nampaknya secara konseptual terjadi ketimpangan dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang menjadi representasi dari tuntutan struktur sosial (Super Ego)  terlalu banyak dan dominan sehingga secara otomatis akan menekan Id. Di situlah justru akan melahirkan perlawanan dan pergolakan dari dalam diri manusia sendiri. Selanjutnya, bagaimana konsep pendidikan karakter yang seharusnya. 
546 |a EN 
546 |a ID 
690 |a pendidikan karakter, sigmund freud, dan generasi milenial. 
690 |a Education 
690 |a L 
690 |a Islam. Bahai Faith. Theosophy, etc. 
690 |a BP1-610 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 15, Iss 2 (2018) 
787 0 |n https://ejournal.unisnu.ac.id/JPIT/article/view/846 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2088-3102 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2548-415X 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/94e12d55fd5541e6a133f9a87ea3cece  |z Connect to this object online.