Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara

Setiap Negara memerlukan sumber penerimaan untuk mewujudkan pembangunan nasional dan membiayai segala keperluannya. Di Indonesia, terdapat tiga sumber utama penerimaan Negara; penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, serta penerimaan hibah baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengantisipasi be...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Atina Ahdika (Author)
Format: Book
Published: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018-04-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_a8907559bc374b42b641da4d0fa6be4c
042 |a dc 
100 1 0 |a Atina Ahdika  |e author 
245 0 0 |a Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara 
260 |b Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,   |c 2018-04-01T00:00:00Z. 
500 |a 2252-763X 
500 |a 2541-5239 
500 |a 10.14421/fourier.2018.71.1-12 
520 |a Setiap Negara memerlukan sumber penerimaan untuk mewujudkan pembangunan nasional dan membiayai segala keperluannya. Di Indonesia, terdapat tiga sumber utama penerimaan Negara; penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, serta penerimaan hibah baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengantisipasi berbagai keperluan serta mengoptimalkan penggunaan penerimaan Negara, maka perlu adanya proyeksi realisasi penerimaan Negara dari ketiga sumber tersebut. Proyeksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model deret waktu klasik baik model deterministik maupun model stokastik. Namun demikian, pada model deret waktu klasik terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi seperti pola data atau jumlah minimal data. Sebagai alternatif, pada penelitian ini akan dilakukan peramalan dengan menggunakan model Grey (1,1) dan Grey-Markov; perpaduan antara model Grey dengan analisis Rantai Markov. Model ini memiliki keunggulan dibandingkan model deret waktu klasik, yaitu tidak perlu adanya asumsi mengenai pola data serta peramalan dapat dilakukan meskipun data yang dimiliki cukup kecil (minimal 4 data). Hasil analisis menunjukkan bahwa model Grey-Markov secara umum memberikan akurasi peramalan yang lebih baik dibandingkan dengan model Grey (1,1). [Every state requires a source of revenue to realize its national development and fund its needs. In Indonesia, there are three main sources of state revenues; tax, non-tax, and grant revenues both from within and outside the country. To anticipate various purposes and optimize the use of state revenues, it is necessary to project the realization of the revenues from these three sources. The projection can be done using a classical time series model in both deterministic and stochastic models. However, in the classical time series model there are several assumptions that must be met such as data patterns or minimal amount of data. Alternatively, in this study the data will be forecasted using Grey (1,1) model and Grey-Markov model; a combination of the Grey model with Markov Chain analysis. This models have advantages over the classical time series models, ie no need for assumption about data pattern and forecasting can be done even though there are small size data (at least 4 data). The results of the analysis show that generally Grey-Markov model provides better forecasting accuracy compared with Grey (1,1) model.] 
546 |a ID 
690 |a Grey (1,1) 
690 |a Grey-Markov 
690 |a Penerimaan Negara 
690 |a Peramalan 
690 |a Education 
690 |a L 
690 |a Education (General) 
690 |a L7-991 
690 |a Science 
690 |a Q 
690 |a Mathematics 
690 |a QA1-939 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Jurnal Fourier, Vol 7, Iss 1, Pp 1-12 (2018) 
787 0 |n http://fourier.or.id/index.php/FOURIER/article/view/72 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2252-763X 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2541-5239 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/a8907559bc374b42b641da4d0fa6be4c  |z Connect to this object online.