Konsep Patomekanisme Erupsi Obat Terkini

Latar Belakang: Erupsi obat terjadi sekitar 30-45% dari adverse drug reaction (ADR) dengan peningkatan angka kejadian di negara berkembang sebesar 2-5 %. Erupsi obat dapat menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga diperlukan pemahaman mengenai patomekanisme erupsi obat, yang a...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Damayanti Damayanti (Author)
Format: Book
Published: Department of Dermatology and Venereology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, 2019-11-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang: Erupsi obat terjadi sekitar 30-45% dari adverse drug reaction (ADR) dengan peningkatan angka kejadian di negara berkembang sebesar 2-5 %. Erupsi obat dapat menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga diperlukan pemahaman mengenai patomekanisme erupsi obat, yang akan bermanfaat pada pencegahan dan penatalaksanaannya. Tujuan: Memahami perkembangan terkini konsep patomekanisme erupsi obat. Telaah Kepustakaan: Erupsi obat merupakan respons yang tidak diinginkan terhadap pemberian obat dengan dosis normal pada manusia. Angka kejadian ADR di rumah sakit adalah 6,5% dengan  bentuk terbanyak berupa erupsi obat dengan lesi pada kulit. Konsep patomekanisme pada erupsi obat terus berkembang. Obat dapat menstimulasi sistem imun dengan membentuk hapten-carrier complex, yaitu pada konsep hapten-prohapten. Obat juga dapat menstimulasi sistem imun melalui sifat farmakologisnya, melalui ikatan nonkovalen dengan reseptor imun, yaitu T cell receptor (TCR) atau human leukocyte antigen (HLA), yang terdapat pada p-i concept (pharmacologic interaction). Ikatan obat pada molekul HLA dapat mempunyai 2 akibat. Bila obat dapat memodifikasi molekul HLA, akan terbentuk peptida yang berbeda (altered peptide model). Walaupun demikian, perubahan peptida tidak diperlukan untuk membuat peptide-HLA complex bersifat imunogenik; bila obat berikatan dengan HLA, maka gabungan dari altered  HLA dan peptida normal dapat bersifat imunogenik dan menstimulasi sel T (altered pHLA model). Selain itu, konsep patomekanisme erupsi obat berdasarkan dasar genetik (keterkaitan dengan HLA) dapat bermanfaat pada pembuatan data dasar genetika. Simpulan: Perkembangan konsep patomekanisme erupsi obat dapat menjadi dasar pada perkembangan pencegahan serta penatalaksanaannya.
Item Description:1978-4279
2549-4082
10.20473/bikk.V31.3.2019.136-141