Pelanggaran Maksim pada Tuturan Remaja Perempuan Yatim: Kajian Psikopragmatik
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk pelanggaran maksim yang dilakukan seorang remaja perempuan yatim dan faktor-faktor yang memengaruhi tuturannya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Pemaparan data dilakukan secara deskrip...
Guardado en:
Autores principales: | , , |
---|---|
Formato: | Libro |
Publicado: |
STKIP Singkawang,
2019-03-01T00:00:00Z.
|
Materias: | |
Acceso en línea: | Connect to this object online. |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
Sumario: | Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk pelanggaran maksim yang dilakukan seorang remaja perempuan yatim dan faktor-faktor yang memengaruhi tuturannya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Pemaparan data dilakukan secara deskriptif. Objek penelitian (OP) adalah seorang remaja perempuan yatim berusia 21 tahun. Data utama penelitian adalah tuturan dalam kegiatan tindak tutur sehari-hari dari OP. Sedangkan data sekunder berupa identitas diri OP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran maksim yang dilakukan OP, yaitu (a) maksim kearifan, (b) maksim kedermawanan, (c) maksim pujian, (d) maksim kerendahan hati, dan (e) maksim kesepakatan. Adapun faktor yang memengaruhi cara berbahasa OP, yaitu (a) kurang mendapat perhatian menyebabkan bentuk tuturan OP condong kasar, (b) posisi sebagai anak sulung dalam keluarga disiplin rendah menyebabkan OP berani mengungkapkan gagasan secara bebas, dan (c) kehilangan sosok teman diskusi menyebabkan OP selalu berusaha mencari teman diskusi untuk mengetahui suatu hal ataupun menyelesaikan masalah. |
---|---|
Notas: | 2477-5932 2477-846X 10.26737/jp-bsi.v4i1.887 |