KEMAMPUAN ABSTRAKSI CALON GURU MATEMATIKA PADA MATERI DIMENSI TIGA

Materi dimensi tiga harus dikuasai oleh calon guru matematika dikarenakan materi ini berkaitan erat dengan kurikulum sekolah menengah. Kesulitan belajar mahasiswa pada materi dimensi tiga dikarenakan materi bersifat abstrak. Sehingga penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui kemampuan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Dina Pratiwi Dwi Santi (Author), Siska Firmasari (Author)
Format: Book
Published: Universitas Swadaya Gunung Jati, 2018-09-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_b447b9bf5e724f718c83add89bec7398
042 |a dc 
100 1 0 |a Dina Pratiwi Dwi Santi  |e author 
700 1 0 |a Siska Firmasari  |e author 
245 0 0 |a KEMAMPUAN ABSTRAKSI CALON GURU MATEMATIKA PADA MATERI DIMENSI TIGA 
260 |b Universitas Swadaya Gunung Jati,   |c 2018-09-01T00:00:00Z. 
500 |a 2355-1712 
500 |a 2541-4453 
500 |a 10.33603/e.v5i2.1313 
520 |a Materi dimensi tiga harus dikuasai oleh calon guru matematika dikarenakan materi ini berkaitan erat dengan kurikulum sekolah menengah. Kesulitan belajar mahasiswa pada materi dimensi tiga dikarenakan materi bersifat abstrak. Sehingga penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui kemampuan abstraksi calon guru matematika pada tingkat kognitif tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan soal matematika tidak rutin materi dimensi tiga. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Dari populasi seluruh mahasiswa peserta perkuliahan Kapita Selekta Matematika Menengah tahun akademik 2017/2018, dipilih tiga mahasiswa secara purposive, yang didasarkan pada hasil tes matematika untuk kemampuan abstraksi, sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menghasilkan kemampuan abstraksi mahasiswa dengan tingkat kognitif sedang lebih rendah dibandingkan dengan yang tingkat kognitif tinggi, dan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tingkat kognitif rendah. Terdapat selisih berturut-turut sebesar 33% dan 45%.  Dengan demikian, untuk tahap berikutnya mahasiswa dapat diberikan perlakuan yang tepat saat proses pembelajaran dengan memperhatikan masing-masing tingkat kognitif dan kemampuan abstraksi. 
546 |a ID 
690 |a Education 
690 |a L 
690 |a Mathematics 
690 |a QA1-939 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Euclid, Vol 5, Iss 2, Pp 88-98 (2018) 
787 0 |n http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Euclid/article/view/1313 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2355-1712 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2541-4453 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/b447b9bf5e724f718c83add89bec7398  |z Connect to this object online.