Pengaruh Suhu dan Jumlah Penyeduhan terhadap Kadar Kafein Terlarut dalam Produk Teh Hijau Kering dengan Metode KCKT

Pendahuluan: Teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan memiliki khasiat bagi kesehatan. Selain memiliki manfaat, teh juga mengandung kafein yang dapat memberikan efek samping apabila dikonsumsi secara berlebihan. Efek samping yang ditimbulkan diantaranya insomnia, ansi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Febri Annuryanti (Author), Masruratos Zahroh (Author), Djoko Agus Purwanto (Author)
Format: Book
Published: Faculty of Pharmacy, Universitas Airlangga, 2019-03-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_b5ba9e4f52c04f8a8c902b07bb27e13f
042 |a dc 
100 1 0 |a Febri Annuryanti  |e author 
700 1 0 |a Masruratos Zahroh  |e author 
700 1 0 |a Djoko Agus Purwanto  |e author 
245 0 0 |a Pengaruh Suhu dan Jumlah Penyeduhan terhadap Kadar Kafein Terlarut dalam Produk Teh Hijau Kering dengan Metode KCKT 
260 |b Faculty of Pharmacy, Universitas Airlangga,   |c 2019-03-01T00:00:00Z. 
500 |a 2406-9388 
500 |a 2580-8303 
500 |a 10.20473/jfiki.v5i12018.30-35 
520 |a Pendahuluan: Teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan memiliki khasiat bagi kesehatan. Selain memiliki manfaat, teh juga mengandung kafein yang dapat memberikan efek samping apabila dikonsumsi secara berlebihan. Efek samping yang ditimbulkan diantaranya insomnia, ansietas, takikardia dan napas yang cepat. Oleh karena itu, saat ini diinginkan teh dengan kandungan kafein yang rendah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek suhu dan jumlah penyeduhan terhadap konsentrasi kafein yang terlarut dari sampel kering teh hijau. Metode: Pada studi ini digunakan tiga macam suhu (50°C, 70°C, 100°C) dan tiga kali pengulangan penyeduhan. Kafein terlarut dianalisa dengan menggunakan kondisi KCKT sebagai berikut: kolom C-18-μbondapak, fase gerak metanol : air : asam asetat 2% v/v (30:65:5) dengan laju alir 0,45 mL/menit. Deteksi dilakukan pada panjang gelombang 272 nm. Parameter validasi yang dilakukan meliputi selektifitas, linieritas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ. Seluruh parameter validasi memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Hasil: Kadar kafein tertinggi diperoleh pada penyeduhan pertama pada suhu 100oC dan kadar kafein terendah ditemukan pada penyeduhan ketiga pada suhu yang sama. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa suhu dan jumlah penyeduhan dapat mempengaruhi kadar kafein terlarut pada teh hijau. 
546 |a ID 
690 |a teh hijau, kafein, hplc, penyeduhan 
690 |a Pharmacy and materia medica 
690 |a RS1-441 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol 5, Iss 1, Pp 30-35 (2019) 
787 0 |n https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/9697 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2406-9388 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2580-8303 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/b5ba9e4f52c04f8a8c902b07bb27e13f  |z Connect to this object online.