Perilaku Pencegahan Penularan dan Faktor-Faktor yang Melatarbelakanginya pada Pasien Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB MDR)

Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB-MDR) merupakan masalah serius di Indonesia. Selain memiliki risiko penularan yang tinggi, TB-MDR mempunyai banyak hambatan dalam pengobatan, baik lama pengobatan, jumlah obat yang banyak, dan efek samping yang buruk. DHal ini menjadi penting mengidentifikasi pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Iis Nurhayati (Author), Titis Kurniawan (Author), Wiwi Mardiah (Author)
Format: Book
Published: Universitas Padjadjaran, 2017-09-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_d2fbaa2d043b43bd819b1c963dbe61b6
042 |a dc 
100 1 0 |a Iis Nurhayati  |e author 
700 1 0 |a Titis Kurniawan  |e author 
700 1 0 |a  Wiwi Mardiah  |e author 
245 0 0 |a Perilaku Pencegahan Penularan dan Faktor-Faktor yang Melatarbelakanginya pada Pasien Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB MDR) 
260 |b Universitas Padjadjaran,   |c 2017-09-01T00:00:00Z. 
500 |a 10.24198/jkp.v3n3.5  
500 |a 2338-5324 
500 |a 2442-7276 
520 |a Tuberculosis Multidrugs Resistance (TB-MDR) merupakan masalah serius di Indonesia. Selain memiliki risiko penularan yang tinggi, TB-MDR mempunyai banyak hambatan dalam pengobatan, baik lama pengobatan, jumlah obat yang banyak, dan efek samping yang buruk. DHal ini menjadi penting mengidentifikasi perilaku pencegahan penularan pada pasien TB-MDR beserta faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku penderita TB-MDR dalam mencegah penularan beserta faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian deskriptif korelasional ini melibatkan seluruh pasien TB-MDR yang sedang menjalani pengobatan fase intensif hingga November 2014 di Rumah Sakit Hasan Sadikin sebanyak 61 orang. Data karakteristik responden, perilaku dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan dihubungkan satu sama lain (independent t-test, one way annova, dan Pearson Correlational test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berpendidikan SMA (54,1%), berjenis kelamin laki-laki (60,6%), tipe MDR gagal pengobatan kategori 1 & 2 (60,7%), berusia < 44 tahun (68,9%), sebagian besar menikah (75,4%) dan berpenghasilan di bawah UMR (81,9%), serta mengeluhkan efek samping berupa mual (90,1%). Lebih dari setengah responden (57,4%) melaporkan perilaku pencegahan penularan yang baik. Perilaku pencegahan penularan ditemukan berhubungan secara bermakna dengan jenis kelamin (p = 0,01), perceived benefit (p = 0,02), cues to action (p = 0,00), dan self efficacy (p = 0,006). Akan tetapi, tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara perilaku pencegahan dengan data demografi (usia, satatus pernikahan, tingkat pendidikan, dan penghasilan) maupun tipe MDR (p>0,05). Hal ini menjadi penting bagi tenaga kesehatan untuk memperkuat faktor tersebut sebagai upaya meningkatkan perilaku pencegahan transmisi/penularan TB. 
546 |a ID 
690 |a Faktor 
690 |a pencegahan penularan 
690 |a Nursing 
690 |a RT1-120 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n JKP (Jurnal Keperawatan Padjajaran), Vol 3, Iss 3, Pp 166-175 (2017) 
787 0 |n http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/118/109 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2338-5324 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2442-7276 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/d2fbaa2d043b43bd819b1c963dbe61b6  |z Connect to this object online.