Peran Eritromisin terhadap Toleransi Minum Bayi Prematur

Latar belakang. Eritromisin merupakan salah satu obat prokinetik untuk mengatasi intoleransi minum pada bayi prematur karena imaturitas sistem pencernaan. Beberapa penelitian mengenai efektifitas eritromisin dalam mengatasi intoleransi minum akibat imaturitas saluran cerna masih merupakan kontrovers...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Lily Indriasary Harahap (Author), Asril Aminullah (Author), Sudung O Pardede (Author), Badriul Hegar (Author)
Format: Book
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016-11-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_d6cf5aa1c59a4ae8ae4cc2a2f96661e3
042 |a dc 
100 1 0 |a Lily Indriasary Harahap  |e author 
700 1 0 |a Asril Aminullah  |e author 
700 1 0 |a Sudung O Pardede  |e author 
700 1 0 |a Badriul Hegar  |e author 
245 0 0 |a Peran Eritromisin terhadap Toleransi Minum Bayi Prematur 
260 |b Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia,   |c 2016-11-01T00:00:00Z. 
500 |a 0854-7823 
500 |a 2338-5030 
500 |a 10.14238/sp15.3.2013.167-73 
520 |a Latar belakang. Eritromisin merupakan salah satu obat prokinetik untuk mengatasi intoleransi minum pada bayi prematur karena imaturitas sistem pencernaan. Beberapa penelitian mengenai efektifitas eritromisin dalam mengatasi intoleransi minum akibat imaturitas saluran cerna masih merupakan kontroversi. Tujuan. Mengetahui peran eritromisin dalam meningkatkan toleransi minum bayi prematur. Metode. Penelitian uji kinis prospektif acak terkontrol tersamar ganda pada bulan September 2011-Februari 2012 dengan subyek bayi prematur usia gestasi (UG) 28-36 minggu. Diagnosis intoleransi minum ditetapkan bila residu lambung lambung ≥25% jumlah pemberian minum 6 jam sebelumnya Hasil. Terdapat 36 subyek bayi prematur dengan intoleransi minum yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 19 subyek mendapat eritromisin (3 mg/kgbb/dosis, 4x sehari selama 7 hari) dan 17 subyek mendapat plasebo berupa larutan sukrosa. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah episode terjadinya residu pada kedua kelompok (p=0,271), demikian juga dengan analisis subgrup pada UG ≤32 minggu dan >32 minggu (p=0,25) dan (p=0,39). Median lama hari mencapai nutrisi enteral penuh antara kedua kelompok tidak terbukti bermakna secara statistik (p=0,82). Hasil yang tidak bermakna juga didapatkan pada UG ≤32 minggu dan >32 minggu (p=0,61) dan (p=0,60.) Kesimpulan. Pada penelitian ini pemberian eritromisin dosis rendah (3 mg/kgbb/dosis, setiap 6 jam) per oral selama 7 hari tidak terbukti dapat mengurangi residu lambung maupun mempercepat pencapaian nutrisi enteral penuh pada bayi prematur dengan UG 28-36 minggu yang mengalami intoleransi minum. 
546 |a ID 
690 |a eritromisin 
690 |a intoleransi minum 
690 |a bayi prematur 
690 |a Medicine 
690 |a R 
690 |a Pediatrics 
690 |a RJ1-570 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Sari Pediatri, Vol 15, Iss 3, Pp 167-73 (2016) 
787 0 |n https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/324 
787 0 |n https://doaj.org/toc/0854-7823 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2338-5030 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/d6cf5aa1c59a4ae8ae4cc2a2f96661e3  |z Connect to this object online.