Uji Efektivitas Ekstrak Sargassum muticum Sebagai Alternatif Obat Bisul Akibat Aktivitas Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan penyakit kulit khususnya bisul. Hampir setiap orang pernah mengalami infeksi yang disebabkan bakteri oleh Staphylococcus aureus selama hidupnya, dari infeksi kulit yang kecil sampai infeksi yang tidak bisa disembuhkan. Staphy...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Nikmatul Hidayah (Author), Aisyah Khoirotun Hisan (Author), Ahmad Solikin (Author), Irawati Irawati (Author), Dewi Mustikaningtyas (Author)
Format: Book
Published: Universitas Negeri Semarang, 2016-07-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_f799aa1a1fa143c9bcd820dc4d14a3d6
042 |a dc 
100 1 0 |a Nikmatul Hidayah  |e author 
700 1 0 |a Aisyah Khoirotun Hisan  |e author 
700 1 0 |a Ahmad Solikin  |e author 
700 1 0 |a Irawati Irawati  |e author 
700 1 0 |a Dewi Mustikaningtyas  |e author 
245 0 0 |a Uji Efektivitas Ekstrak Sargassum muticum Sebagai Alternatif Obat Bisul Akibat Aktivitas Staphylococcus aureus 
260 |b Universitas Negeri Semarang,   |c 2016-07-01T00:00:00Z. 
500 |a 2502-1958 
500 |a 2962-603X 
500 |a 10.15294/jcs.v1i2.7794 
520 |a Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan penyakit kulit khususnya bisul. Hampir setiap orang pernah mengalami infeksi yang disebabkan bakteri oleh Staphylococcus aureus selama hidupnya, dari infeksi kulit yang kecil sampai infeksi yang tidak bisa disembuhkan. Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap beberapa antibiotik, maka dibutuhkan penemuan obat baru. Sumber antibakteri baru dapat diperoleh dari senyawa bioaktif seperti fenol, alkaloid dan flavonoid yang banyak terkandung dalam tanaman, salah satunya adalah alga laut jenis Sargassum muticum. Senyawa bioaktif hasil metabolisme sekunder yang dapat dijadikan sebagai antibakteri alami dapat diperoleh melalui proses ekstraksi. Proses ekstraksi dapat menggunakan 3 jenis pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda, yaitu n-heksana (nonpolar), etil asetat (semi polar) dan etanol (polar). Ekstrak S. muticum diuji efetivitasnya sebagai antibakteri dengan konsentrasi 500, 400, 300, 200 dan 100 (mg/mL) kemudian dimasukkan dalam sumuran 7 mm sebanyak 50 µl yang telah ditumbuhi S.aureus dan diinkubasi pada 370 C selama 24 jam. Pengukuran Luasnya zona bening merupakan bukti kepekaan S.aureus terhadap bahan atau senyawa antibakteri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil ekstraksi terbesar terdapat pada ekstrak dengan pelarut etanol 96% (2.5%) diikuti etil asetat (1%) dan n-heksanan (0.5%). Konsentrasi hambatan minimum ekstrak etanol S. muticum sebesar 100 mg/mL dengan diameter hambat 2 mm. Sedangkan konsentrasi hambat minimum dari ekstrak etil asetat adalah sebesar 100 mg/mL dengan diameter hambat sebesar 2 mm serta konsentrasi hambat minimum ekstrak n-heksana sebesar 100 mg/mL sebesar 1.5 mm. Dapat disimpulkan bahwa jenis pelarut pada proses ekstraksi berpengaruh terhadap hasil ekstraksi dan aktivitas antibakteri S. muticum. Berdasarkan ketiga jenis pelarut yang digunakan ekstrak etanol S. muticum merupakan ekstrak yang paling efektif jika dibandingkan ekstrak etil asetat dan n-heksana. 
546 |a EN 
546 |a ID 
690 |a Education 
690 |a L 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n Journal of Creativity Student, Vol 1, Iss 2 (2016) 
787 0 |n https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jcs/article/view/7794 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2502-1958 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2962-603X 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/f799aa1a1fa143c9bcd820dc4d14a3d6  |z Connect to this object online.