Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

Pasien perioperatif gastrointestinal berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Malnutrisi dapat menyebabkan hasil yang tidak diharapkan pada asuhan keperawatan perioperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan status gizi pasien bedah gastrointestinal berdasarkan parameter antropome...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Syahrul Said (Author), Nurpudji A. Taslim (Author), Burhanuddin Bahar (Author)
Format: Book
Published: Universitas Padjadjaran, 2017-09-01T00:00:00Z.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 doaj_ffa231be62d94fadb28e853f7bc4e85c
042 |a dc 
100 1 0 |a Syahrul Said  |e author 
700 1 0 |a Nurpudji A. Taslim  |e author 
700 1 0 |a Burhanuddin Bahar  |e author 
245 0 0 |a Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka 
260 |b Universitas Padjadjaran,   |c 2017-09-01T00:00:00Z. 
500 |a 10.24198/jkp.v4n1.6  
500 |a 2338-5324 
500 |a 2442-7276 
520 |a Pasien perioperatif gastrointestinal berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Malnutrisi dapat menyebabkan hasil yang tidak diharapkan pada asuhan keperawatan perioperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan status gizi pasien bedah gastrointestinal berdasarkan parameter antropometri (Indeks Massa Tubuh, Tebal Lipatan Kulit, dan Lingkar Lengan Atas) dan klinis (albumin dan tingkat hemoglobin) dengan penyembuhan luka dan lama rawat inap, serta mengidentifikasi asupan makanan pasien pra dan pasca operasi. Penelitian cross-sectional ini mengukur 38 pasien yang menjalani pembedahan gastrointestinal di sebuah rumah sakit umum daerah di Indonesia. IMT, TLK, LLA, albumin dan kadar hemoglobin diukur sebelum dan sesudah operasi. asupan makanan diukur dengan 24 jam makanan Recall. Sementara penyembuhan luka pasien diukur pada hari ke-3 dan ke-7 hari pasca pembedahan. Terjadi peningkatan prevalensi malnutrisi pada pasien sebesar 60% selama tinggal di rumah sakit. IMT dan kadar albumin secara bermakna berhubungan dengan penyembuhan luka (p <0,05). Rerata lama rawat inap pasien dengan IMT normal (13,8 ± 5,6 hari) lebih pendek dari pasien gizi kurang (27,8 ± 17,7 hari) dan pasien gizi lebih (22,4 ± 11,6 hari). Asupan pasien umumnya di bawah kebutuhan mereka. IMT, tingkat albumin, dan asupan makanan memiliki peran penting untuk penyembuhan luka dan lama rawat inap pasien pembedahan gastrointestinal di rumah sakit. Rumah sakit harus melakukan penilaian awal status gizi pasien (setidaknya IMT dan kadar albumin) untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien, dan memberikan intervensi yang tepat sebelum dan setelah operasi. 
546 |a ID 
690 |a Kadar albumin 
690 |a lama rawat inap 
690 |a penyembuhan luka 
690 |a Nursing 
690 |a RT1-120 
655 7 |a article  |2 local 
786 0 |n JKP (Jurnal Keperawatan Padjajaran), Vol 4, Iss 1, Pp 60-69 (2017) 
787 0 |n http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/137/118 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2338-5324 
787 0 |n https://doaj.org/toc/2442-7276 
856 4 1 |u https://doaj.org/article/ffa231be62d94fadb28e853f7bc4e85c  |z Connect to this object online.