MODEL TATA KELOLA PELATIHAN YANG EFEKTIF BERBASIS PENDEKATAN FLEKSIBILITAS, KOLABORATIF, DAN PARTISIPATIF

Terjadinya pergeseran sistem dan mekanisme kerja berbasis teknologi digital yang melanda pada hampir semua lembaga (profit dan non-profit) di era revolusi industri 4.0 dan 5.0 merupakan realitas dan keniscayaan yang sulit dibendung. Kondisi demikian memaksa pada setiap lembaga atau perusahan merubah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rasyad, Ach (Author)
Format: Book
Published: Universitas Negeri Malang (UM), 2021-09-23.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Terjadinya pergeseran sistem dan mekanisme kerja berbasis teknologi digital yang melanda pada hampir semua lembaga (profit dan non-profit) di era revolusi industri 4.0 dan 5.0 merupakan realitas dan keniscayaan yang sulit dibendung. Kondisi demikian memaksa pada setiap lembaga atau perusahan merubah filosofi, sistem dan prinsip kerjanya sesuai dengan tuntutan perubahan dan kebutuhan yang terjadi (Sima et al., 2020). Perubahan sistem dan mekanisme kerja tersebut tidak bisa berjalan apabila SDM yang dimiliki tidak memiliki kapabilitas yang selaras dengan perubahan/perkembangan sistem dan mekanisme kerja tersebut (Cimatti, 2016). Dengan tingkat kesiapan sumberdaya yang beragam, maka setiap lembaga membutuhkan strategi yang tepat guna penguatan kapabilitas SDMnya. Karakteristik dunia kerja di Era Revolusi Industri 4.0 dicirikan oleh pekerjaan yang membutuhkan kematangan soft skills (Seetha, 2014), seperti kemampuan menyelesaikan persoalan rumit, pemikiran kritis,kreativitas, pengelolaan emosional, teamwork, dan fleksibilitas kognitif (World Economic Forum, 2020). Dengan bekal kemampuan teknis (technical skills atau hard skills) saja belum memadai untuk dapat memenuhi tuntutan kerja yang lebih bertumpu pada soft skills (Lazaurs, 2013). Dunia kerja membutuhkan perpaduan antara hard skills dan soft skills) (Griffith & Hoppner, 2013), dengan proporsi soft skills lebih besar dibanding hard skills, yaitu sekitar 75%: 25% (Spisak, 2015), atau 85%: 15% (Wats & Wats, 2009). Hasil penelitian juga mendapati bahwa soft skills dapat memberikan daya lentur (plasticity) pada hard skills sehingga seseorang terus dapat berkembang dan menyelaraskan dengan perubahan kondisi kerja yang terjadi (Vinesh, 2014; Elnaga & Imran, 2013). Menghadapi kondisi dan karakteristik lingkungan kerja yang demikian, maka dibutuhkan strategi pengelolaan dan pengembangan SDM yang tepat dan lebih responsif terhadap perkembangan yang terjadi (Kaur, 2013). Pelatihan merupakan salah satu mekanisme penting bagi upaya peningkatan kualitas SDM (Rodriguez & Walters, 2017), dan penjelasan kapabilitas SDM sesuai perubahan sistem dan mekanisme kerja yang dibutuhkan (Hashim & Hameed, 2012; Kowalski & Loretto, 2017).
Item Description:http://repository.um.ac.id/1196/1/fullteks%205.pdf