HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP UPAH DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN CV. WARTINDO BRASS PATI

Pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor yang relevan dan berpengaruh dalam konteks burnout menjadi suatu keharusan dalam rangka memecahkan masalah ketenagakerjaan. Pada penelitian ini dipilih variabel persepsi terhadap upah yang merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap burn out...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sulasmin, Sulasmin (Author)
Format: Book
Published: 2010.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor yang relevan dan berpengaruh dalam konteks burnout menjadi suatu keharusan dalam rangka memecahkan masalah ketenagakerjaan. Pada penelitian ini dipilih variabel persepsi terhadap upah yang merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap burn out pada karyawan. Pada suatu organisasi, upah mendorong karyawan untuk mengubah dari semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi. Upah merupakan faktor penting bagi karyawan sehingga pemberian upah ini akan berdampak pada perilaku dan kinerja karyawan. Tujuan penelitian pada dasarnya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap upah dengan burnout pada karyawan. Hipotesis yang diajukan: ada hubungan negatif antara persepsi terhadap upah dengan burnout. Subjek penelitian karyawan CV. Wartindo Brass Pati berjumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel secara studi populasi, metode pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap upah dan skala burnout. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,477; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap upah dengan burnout. Semakin tinggi (positif) persepsi terhadap upah maka semakin rendah burnout. Nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,227. Berarti sumbangan efektif persepsi terhadap upah terhadap burnout sebesar 22,7% dan masih terdapat 77,3% variabel lain yang mempengaruhi burnout di luar variabel persepsi terhadap upah. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui persepsi terhadap upah pada subjek penelitian tergolong tinggi (positif) ditunjukkan oleh rerata empirik= 102,500 dan rerata hipotetik= 87,5. burnout pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh rerata empirik = 116,514 dan rerata hipotetik = 120. Hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan negatif yang sangat signfikan antara persepsi terhadap upah dengan burnout pada karyawan. Namun demikian masih terdapat faktor-faktor lain yang diasumsikan berpengaruh burnout, selain variabel persepsi terhadap upah.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/10041/1/F100040178.pdf
https://eprints.ums.ac.id/10041/2/F100040178.docx