PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

Penelitian ini dilaksanakan di RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA dengan menggunakan infra merah dan terapi latihan pada penderita post operasi Fraktur Olecranon Dekstra dengan pemasangan wire selama enam kali terapi,penulis ingin mengetahui permasalahan yang muncul pada kondisi tersebut. Permasalahan yang a...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KHAYATI , DWI NUR (Author)
Format: Book
Published: 2010.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_10199
042 |a dc 
100 1 0 |a KHAYATI , DWI NUR   |e author 
245 0 0 |a PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA  
260 |c 2010. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/10199/1/J100070005.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/10199/3/J100070005.pdf 
520 |a Penelitian ini dilaksanakan di RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA dengan menggunakan infra merah dan terapi latihan pada penderita post operasi Fraktur Olecranon Dekstra dengan pemasangan wire selama enam kali terapi,penulis ingin mengetahui permasalahan yang muncul pada kondisi tersebut. Permasalahan yang ada adalah meliputi kapasitas fisik: Adanya nyeri padasiku kanan, adanya oedema padasiku kanan, keterbatsan lingkup gerak sendi, keterbatasan aktivitas fungsional sehari-hari (mandi, menyisir rambut,toileting). Metode penelitian dalam karya tulis ini adalah studi kasus dengan analisa diskriptif . Pembahasan ini bertujuan untuk mengungkap seberapa jauh hasil yang didapat atau efektifitas infra merah dan terapi latihan terhadap kondisi post operasi fraktur olecranon dekstra dengan pemasangan wire pada Ny R yang berumur 36 tahun. Hasil menunjukkan bahwa selama 6 kali terapi, didapatkan hasil : Nyeri berkurang dengan VAS T1 nilai nyeri diam pada skala 3 dan T6 menurun menjadi skala 0. Untuk nyeri tekan pada T1 nyeri pada skala 2 menurun menjadi skala O pada T6. Untuk nyeri gerak pada T1 skala 3 menurun pada skala 1 pada T6. Bengkak berkurang dengan antropometri(mideline) dari epicondylus lateral ke distal 5cm T1 = 25 cm menjadi T6 = 24 cm, epicondylus lateral ke distal 10 cm T1 = 22 menjadi T6 = 20, epicondylus lateral ke distal 15cm T1 = 19 menjadi T6 = 17, epicondylus lateral ke proksimal 5cm T1 = 28 menjadi T6 = 26, epicondylus lateral ke proksimal 10cm T1 = 30 menjadi T6 = 28, epicondylus lateral ke proksimal 15cm T1 = 31 menjadi T6 = 29, Peningkatan kekuatan otot dengan MMT kekuatan otot-otot siku flexor T1: 2+ menjadi T6:3+, extensor T1:2+ menjadi T6:3. Peningkatan LGS dengan goneometer peningkatan LGS dari T1 - T6. Pada T1 S: 00-350_500 dan T6 meningkat menjadi S: 00-220_800. Kemampuan aktivitas fungsional dengan indek ADL menunjukan adnya peningkatan dari T1 kemampuan fungsional pasien belum mampu menyisir rambut,makan, berpakaian, mandi, toileting Pada T6 kemampuan fungsional pasien sudah mampu menyisir rambut, makan, berpakaian, mandi dan toileting 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a RZ Other systems of medicine 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/10199/ 
787 0 |n J100070005 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/10199/  |z Connect to this object online