PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ACUT MIOKARD INFARK DI RSUP. DR. KARIADI SEMARANG

Acut miokard infark adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran darah koroner miokard disebabkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan. Adapun pemasalahan fisioterapi yang timbul adalah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KURNIAWAN , IWANG (Author)
Format: Book
Published: 2010.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_10223
042 |a dc 
100 1 0 |a KURNIAWAN , IWANG   |e author 
245 0 0 |a PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ACUT MIOKARD INFARK DI RSUP. DR. KARIADI SEMARANG  
260 |c 2010. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/10223/1/J100070031.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/10223/3/J100070031.pdf 
520 |a Acut miokard infark adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran darah koroner miokard disebabkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan. Adapun pemasalahan fisioterapi yang timbul adalah nyeri dada, sesak nafas, dan penurunan kapasitas jantung. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan modalitas yang digunakan berupa Breathing Exercise dan mobilisasi bertahap. Tujuan dari penggunaan modalitas diatas yaitu untuk mengurangi nyeri dada, sesak nafas dan meningkatkan kapasitas jantung. Pelaksanaan meliputi segala tindakan fisioterapi yaitu pemeriksaan nyeri dada dengan VAS (Visual Analogue Scale), sesak nafas dengan skala Borg dan penurunan kapasitas jantung dengan evaluasi vital sign. Penelitian karya tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan pelaksanaan terapi sebanyak 6 kali. Adapun hasil setelah dilaksanakan terapi sebanyak 6 kali adalah sebagai berikut : ( 1 ) adanya penurunan derajat nyeri, pada nyeri diam ,dari T1= 20 menjadi T6 = 10, Nyeri gerak dari posisi tidur ke duduk T1 = 50 menjadi T6 = 40, (2) Sesak nafas dengan skala Borg: posisi setengah duduk T1= 1 menjadi T6 = 0, posisi duduk T1 = 2 menjadi T6 = 0,5 dan berdiri T4 = 2 menjadi T6 = 1. ( 3 ) Kapasitas jantung dengan evaluasi vital sign setengah duduk T1 sampai T6 = vital sign stabil, duduk T1 sampai T6 = vital sign stabil, berdiri T4 sampai T6 = vital sign stabil. Hasil dari penatalaksanaan tersebut adalah terjadinya penurunan derajat nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan dalam kestabilan kapasitas jantung. Dengan demikian penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Acut miokard infark dengan menggunakan Breathing Exercise dan mobilisasi bertahap dapat menurunkan derajat nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan kapasitas jantung. 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a RZ Other systems of medicine 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/10223/ 
787 0 |n J100070031 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/10223/  |z Connect to this object online