KONTRIBUSI M. NATSIR TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA : PENDIDIKAN BERBASIS TAUHID

Dikotomi pendidikan merupakan persoalan yang menonjol pada masa permulaan abad ke-20. Yang merupakan konsekuensi dari kebijakan Politik Etis yang resminya dimulai tahun 1901, pemerintah Belanda melakukan perluasan sistem sekolah Barat. Sementara itu, pondok pesantren yang sudah ratusan tahun menjadi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mustopa, Mustopa (Author)
Format: Book
Published: 2005.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Dikotomi pendidikan merupakan persoalan yang menonjol pada masa permulaan abad ke-20. Yang merupakan konsekuensi dari kebijakan Politik Etis yang resminya dimulai tahun 1901, pemerintah Belanda melakukan perluasan sistem sekolah Barat. Sementara itu, pondok pesantren yang sudah ratusan tahun menjadi lembaga pendidikan penduduk asli tidak mengalami perubahan berarti. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana konsep yang ditawarkan M. Natsir dalam menjembatani persoalan dikotomi pendidikan dan persoalan pendidikan umat Islam di Indonesia pada saat itu, apa saja yang telah dilakukan M. Natsir dalam upaya merealisasikan yang berbasis Tauhid, kalau dikaitkan dengan sekarang dan masa yang akan datang sejauhmana relevansi pendidikan berbasis Tauhid yang ditawarkan M. Natsir. Metode penelitian ini menggunakan studi perpustakaan atau library research yakni suatu penelitian yang berusaha mengkaji secara mendalam permasalahan yang terdapat dalam buku-buku yaang menunjang di perpustakaan. Buku-buku dalam penellitian ini diambil dari sumber primer dan sumber sekunder. M. Natsir memiliki gagasan pendidikan yang didasari dengan Tauhid sebagaimana tertuang dalam ceramahnya: "Mengenal Tuhan, mentauhidkanTuhan, mempercayai dan menyerahkan pada Tuhan harus menjadi dasar bagi tiap-tiap pendidikan yang hendak diberikan pada generasi yang akaan kita didik, jika ita sebagai guru, ibu-bapak yang cinta kepada anaknya yang telah dipercayakan Allah kepada kita" Usaha-usaha yang telah dilakukan Mohammad Natsir dalam merealisasikan gagasnnya itu dengan menddirikan Sekolah Frobel (Taman Kanak-kanak), HIS (Holland Islandsch School = SD), MULO (Meer Uitgebreid Lager School = SMP), serta pertukangan, kursus-kursus, dan ceramaah-ceramah. M. Natsir juga terlibat dalam persiapan mendirikan Sekolah Tinggi Islam di zaman penjajahan Jepang, yang kemudian menjadi UII di Yogyakarta yang sekarang menjadi salah satu Perguruan Tinggi tertua. Setelah kurang lebih 30 tahun M. Natsir mengupayakan perkembangan pendidkan dari bentuk Pesantren ke bentuk Madrasah dan Sekolah Islam, Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan dan Departemen Dalam Negeri mengeluarkan SK bersama yang isinya mewajibkan Madrasah untuk melengkapi kurikulumnya dengan ilmu pengetahuan umum. Agar lulusan Madrasah bisa memasuki pendidikaan lanjutan umum. Pendidikan yang menanamkan nlai-nilai Tauhid kepada anak didiknya agar menjadi manusia yang siap dan tangguh, kuat ipteknya dan kuat imtaknya, sudah seharusnya diberikan kepada generasi sekarang dan generasi masa yang akan datang.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/10609/1/Mustopa-1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/10609/2/O000000049_Mustopa.pdf