REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP PERISTIWA PELEDAKAN BOM BALI 2 DI BALI PADA TANGGAL 1 OKTOBER 2005

Pasar modal merupakan bagian dari pasar financial atau keuangan, yaitu berhubungan dengan supply dan demand atas dana jangka panjang. Dengan demikian, pasar modal dapat dikatakan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu pengalokasi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: LESTARI, ANDRIYANI DWI (Author)
Format: Book
Published: 2006.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pasar modal merupakan bagian dari pasar financial atau keuangan, yaitu berhubungan dengan supply dan demand atas dana jangka panjang. Dengan demikian, pasar modal dapat dikatakan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu pengalokasian dana secara efisien dari pihak yang mempunyai dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi keuangan ditunjukkan dari adanya kemungkinan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih. Bagi perusahaan, pasar modal akan berfungsi sebagai alternatif sistem perbankan untuk memperoleh dana eksternal jangka panjang. Para pemodal biasanya melihat dahulu kondisi politik, ekonomi dan sosial untuk menilai apakah suatu bursa efek cukup baik untuk digunakan sebagai lahan investasi. Walaupun tidak terkait langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal, namun pengaruh lingkungan non ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas bursa saham. Keamanan suatu Negara berkaitan erat dengan stabilitas perekonomian suatu Negara. Kondisi keamanan yang stabil cenderung meningkatkan kinerja ekonomi suatu Negara. Permasalahan dalam penelitian ini berhubungan dengan reaksi harga saham terhadap peristiwa peledakan bom Bali 2 di Bali pada tanggal 1 Oktober 2005 yang diukur dengan menggunakan abnormal returns. Abnormal returns didefinisikan sebagai selisih antara return sesungguhnya ( actual returns ) dengan return yang diharapkan oleh investor ( expected returns ). Teknik yang digunakan untuk mengestimasi expected returns dalam event study ini menggunakan Market Adjusted Model. Dalam penelitian ini mengambil sampel secara purposive sampling, dengan menggunakan sampel 45 perusahaan yaitu perusahaan LQ-45. Pengambilan data berdasarkan data sekunder yaitu melalui Jakarta Stock Exchange (JSX). Dari hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti dibuktikan bahwa secara kumulatif tampak bahwa variabel harga saham secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal returns sebelum dan sesudah peristiwa peledakan bom Bali 2 di Bali pada tanggal 1 Oktober 2005, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 atau nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel ( -0,993 < 2,132 ) dan juga tidak menghasilkan abnormal returns yang signifikan bagi investor.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/11077/1/hal_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/11077/4/bab_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/11077/5/6._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/11077/11/bab_k.pdf