ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN HRS-B (Hot Rolled Sheet) MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

HRS-B (Hot Roller Sheet) merupakan jenis konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) karena menggunakan aspal sebagai bahan pengikat antar agregat. Gradasi agregat tersusun beberapa fraksi yaitu fraksi kasar, fraksi halus dan filler. Karakteristik Indirect Tensile Strength ditentukan oleh prose...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MUJIYONO , MUJIYONO (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:HRS-B (Hot Roller Sheet) merupakan jenis konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) karena menggunakan aspal sebagai bahan pengikat antar agregat. Gradasi agregat tersusun beberapa fraksi yaitu fraksi kasar, fraksi halus dan filler. Karakteristik Indirect Tensile Strength ditentukan oleh proses pemadatannya. Proses pengujian Indirect Tensile Strength untuk mengukur ketahanan campuran HRS-B (Hot Rolled Sheet) terhadap gaya tarik dengan menggunakan alat ITS (Indirect Tensile Strength) dan menentukan pengaruh antara jumlah tumbukan dalam pemadatan (50 Kali dan 75 Kali) terhadap kekuatan tarik campuran HRS-B (Hot Rolled Sheet) menggunakan alat Indirect Tensile Strength. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10% terhadap total berat agregat. Karakteristik Density, VMA, VFWA, VITM. Karakteristik Indirect Tensile Strength dan pengaruh jumlah tumbukan dalam pemadatan sebanyak 50 kali dan 75 kali terhadap nilai Density, VMA, VFWA, VITM. Penambahan aspal akan mempengaruhi karakteristik Indirect Tensile Strength. Seiring dengan penambahan kadar aspal maka garis trendline pada nilai density, VFWA, nilai tersebut menunjukan kenaikan namun garis trendline pada nilai VMA menunjukan garis trendline yang tidak menentu, sedangkan garis trendline pada VITM menunjukan turunan. Untuk nilai Indirect Tensile Strength cenderung mengalami kenaikan bila trendline nilai Density menunjukan nilai maksimum sebesar 2,24 gr/cc pada saat nilai ITS sebesar 85 KPa ,VFWA dan VITM menunjukan nilai maksimum sebesar 80 % dan 2,25 % pada saat nilai ITS sebesar 86 KPa untuk jumlah tumbukan 50 kali, sedangkan pada saat nilai ITS sebesar 100 KPa maka nilai VAM menunjukan nilai maksimum sebesar 20,5 % dan 19,5 % masing-masing penumbukan 50 kali dan 75 kali.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/12182/1/2._Tugas_Akhir__Full.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/2/3._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/3/4._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/4/5._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/5/6._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/6/6._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/7/8._BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/8/9._Daftar_Pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/12182/9/10._Lampiran.pdf