PENGARUH VARIASI WAKTU CELUP TEMBAGA PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA, NIKEL DAN KROM TERHADAP CACAT VIBROUS PADA ALUMUNIUM 1100

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu penahanan celup Tembaga pada proses elektroplating Tembaga, Nikel dan Krom terhadap ketebalan lapisan dan cacat vibrous (buram) yang terjadi pada proses elektroplating pada bahan Aluminium (1100). Proses elektroplating dengan mengguna...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Chandra, Albert Adi (Author)
Format: Book
Published: 2007.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu penahanan celup Tembaga pada proses elektroplating Tembaga, Nikel dan Krom terhadap ketebalan lapisan dan cacat vibrous (buram) yang terjadi pada proses elektroplating pada bahan Aluminium (1100). Proses elektroplating dengan menggunakan pelapisan Tembaga, Nikel dan Krom banyak digunakan terutama untuk suku cadang sepeda motor dan peralatan listrik. Lapisan Tembaga merupakan lapisan dasar yang dapat menambah daya rekat lapisan Nikel. Nikel merupakan logam ideal sebagai perlindungan terhadap korosi dan proses sebelum pelapisan Krom yang besifat lapisan yang dekoratif. Proses elektroplating menggunakan konsep reduksi-oksidasi dengan menggunakan rangkaian sel elektrolisis. Pada proses elektroplating Aluminium 1100 (10 cm x 5 cm x 1 mm) menggunakan pelapisan Tembaga dengan variasi waktu pencelupan 90 detik, 120 detik, 150 detik, 180 detik dan 210 detik. pelapisan Nikel dengan waktu pencelupan 420 detik dan pelapisan Krom dengan waktu pencelupan 10 detik. Arus yang dialirkan berkisar antara 3 Ampere dengan tegangan 15 Volt.. Adapun kesimpulannya yaitu setelah dilakukan pengujian struktur mikro didapat variasi ketebalan untuk lapisan Tembaga μm , ketebalan lapisan Nikel dan ketebalan untuk lapisan Krom μm. Cacat vibrous terjadi pada waktu pencelupan Tembaga 90 detik dan 120detik karena kurang terdistribusi meratanya lapisan. Dari grafik 1 dan 2 menunjukkan bahwa semakin lama waktu celup Tembaga maka berat lapisan Tembaga dan tebal lapisan Tembaga yang dihasikan akan semakin besar. Specimen 1 dan 2 terjadi cacat vibrous karena kurang meratanya distribusi lapisan Tembaga, specimen 3 lapisan yang dihasikan telah rata/baik, specimen 4 mendapatkan hasil yang baik dan specimen 5 mendapatkan hasil yang baik dimana tidak adanya cacat vibrous dan permukaan terlihat mengkilap.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/13457/1/AWALAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/5/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/9/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/12/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/16/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/20/Daftar_Pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13457/23/Lampiran_Edit.pdf