ALTERNATIF DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR RING ROAD BARAT SUKOHARJO DENGAN METODE BINA MARGA 1987, AASHTO 1986 DAN ROAD NOTE 31 (Studi Kasus pada Ruas Jalan Ring Road Barat Sukoharjo)

Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah yang cukup padat arus lalu lintasnya karena dilewati arus dalam kota, arus antar kota maupun arus antar propinsi sehingga mengalami perkembangan di berbagai bidang, dan mengakibatkan pertumbuhan lalu lintas yang cukup besar. Hal ini mengakibatkan kondisi jalan Je...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SUYANTO , SUYANTO (Author)
Format: Book
Published: 2006.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah yang cukup padat arus lalu lintasnya karena dilewati arus dalam kota, arus antar kota maupun arus antar propinsi sehingga mengalami perkembangan di berbagai bidang, dan mengakibatkan pertumbuhan lalu lintas yang cukup besar. Hal ini mengakibatkan kondisi jalan Jendral Sudirman tidak mampu menampung kebutuhan lalu lintas yang ada. Untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas perlu diadakan penataan kembali jaringan jalan, salah satunya dengan rencana dibangunnya Ring Road Barat Sukoharjo ditinjau dari desain tebal perkerasan yang dipakai diharapkan mampu memikul beban lalu lintas selama umur rencana jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian Alternatif Desain Tebal Perkerasan Lentur adalah dengan membandingkan tiga metode, yaitu metode Bina Marga 1987, AASHTO 1986 dan Road Note 31 yang ditinjau dari segi teknis dan ekonomis. Untuk menganalisis ketiga metode tersebut data primer dari LHR hasil survai pada tanggal 10 dan12 Oktober 2004 selama dua hari yang dimulai pukul 06.00 BBWI, data sekunder dari Dinas Pertanian Sukoharjo, Laporan Akhir Kajian Jalan Lingkar Sukoharjo yang disusun Tim Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dan Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2004. Data yang diperoleh untuk menghitung kebutuhan tebal perkerasan lentur dari hasil perhitungan ketiga metode dipilih yang paling ekonomis. Hasil penelitian diperoleh metode Bina Marga 1987 untuk Surface course 50 mm, Base course 100 mm, Subbase course 270 mm, metode AASHTO 1986 untuk Surface course 155 mm, Base course 125 mm, Subbase course 280 mm, metode Road Note 31 untuk Surface course 100 mm ,Base course 150 mm, Subbase course 190 mm. Hasil hitungan semua metode setelah dikonversikan ke dalam beton aspal diperoleh metode Bina Marga 1987 =166 mm, AASHTO 1986 = 283 mm dan Road Note 31 = 210 mm. Jadi dari ketiga metode yang paling ekonomis kebutuhan bahannya metode Bina Marga 1987.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/13788/1/Hal_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/4/Bab_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/6/Dapus.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/8/Lampiran.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/13/Bab_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/16/Bab_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/17/Bab_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/22/Bab_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/13788/23/Bab_VI.pdf