PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG DAN SUSUNAN LUBANG SECARA ZIG-ZAG DAN TERATUR PADA TUNGKU BRIKET BATUBARA TERHADAPTEMPERATUR DAN GAS CO HASIL PEMBAKARAN

Tungku briket batubara masih kurang penggunaanya untuk keperluan rumah tangga dan industri kecil. Hal ini disebabkan tungku briket batubara proses penyalaannya lama, dan memiliki kekurangan seperti temperatur yang dihasilkan masih rendah. Maka dibutuhkan usaha untuk meningkatkan temperatur hasil pem...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SETIYANTO, SETIYANTO (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tungku briket batubara masih kurang penggunaanya untuk keperluan rumah tangga dan industri kecil. Hal ini disebabkan tungku briket batubara proses penyalaannya lama, dan memiliki kekurangan seperti temperatur yang dihasilkan masih rendah. Maka dibutuhkan usaha untuk meningkatkan temperatur hasil pembakaran, yaitu dengan perlakuan pemasukan jumlah udara pembakaran supaya dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna. Dalam penelitian ini menganalisa tungku briket batubara dengan variasi 10, 25, dan 40 lubang secara zig-zag dan teratur terhadap temperatur pembakaran. Tahap dari penelitian ini yaitu (1) uji karakterisasi pembakaran tungku briket batubara susunan lubang teratur. (2) uji karakterisasi pembakaran tungku briket batubara susunan lubang zig-zag. Dari pengujian ini akan didapatkan data berupa temperatur dan karbon monoksida (CO) hasil pembakaran. Dari hasil penelitian pada tungku briket batubara dengan dinding 10 lubang pada susunan teratur temperatur tertinggi 276 0C dengan CO terendah 305 PPM sedang pada susunan zig-zag temperatur tertinggi 284 0C dengan CO terendah 234 PPM sedang dinding 25 lubang pada susunan teratur temperatur tertinggi 207 0C dengan CO terendah 200 PPM sedang pada susunan zig-zag temperatur tertinggi 365 0C dengan CO terendah 163 PPM dan dinding 40 lubang pada susunan teratur temperatur tertinggi 581 0C dengan CO terendah 37 PPM sedang pada susunan zig-zag temperatur tertinggi 626 0C dengan CO terendah 64 PPM.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/14391/1/02_Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/2/03_BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/4/04_BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/5/05_BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/11/06_BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/19/07_BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/20/09_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14391/21/07_BAB_V.pdf