TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN KOMPOSIT DENGAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG DAN TULANGAN BAMBU

Beton adalah suatu bahan bangunan yang mempunyai kuat tekan tinggi tetapi lemah terhadap tarik. Beton apabila dipadukan dengan baja tulangan (beton bertulang) akan mendapatkan kuat tarik yang tinggi, karena baja tulangan kuat menahan gaya tarik, sehingga beton komposit mempunyai kuat tekan dan kuat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Saputra, Guntur Brama (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Beton adalah suatu bahan bangunan yang mempunyai kuat tekan tinggi tetapi lemah terhadap tarik. Beton apabila dipadukan dengan baja tulangan (beton bertulang) akan mendapatkan kuat tarik yang tinggi, karena baja tulangan kuat menahan gaya tarik, sehingga beton komposit mempunyai kuat tekan dan kuat tarik yang tinggi. Beton ringan didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu non-kerikil (misal pecahan genteng) atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Pada penelitian ini unsur yang diganti pada balok beton bertulang adalah penggunaan agregat pecahan genteng sebagai pengganti agregat kasar batu pecah yang merupakan pengaplikasian beton ringan, kemudian bambu pilin sebagai pengganti baja tulangan pada balok yang berfungsi menahan gaya tarik jika terjadi beban lentur. Uji yang dilakukan adalah untuk mengetahui kuat lentur yang terjadi pada balok agregat kasar pecahan genteng tulangan baja dan tulangan bambu pilin dan membandingkan hasil dari keduanya. Variasi yang dibuat adalah beton silinder agregat normal, beton silinder agregat pecahan genteng, balok dengan dimensi 10 cm, 15 cm, 150 cm dengan menggunakan agregat pecahan genteng dan tulangan baja normal, dan dengan dimensi balok yang sama. Pada pengujian dan perhitungan yang dilakukan pada benda uji maka didapat berat jenis silinder beton normal sebesar 2,332 g/cm3 kemudian untuk silinder beton dengan agregat kasar pecahan genteng didapat berat jenis sebesar 1,515 g/cm3. Selanjutnya, untuk uji kuat tekan pada silinder beton normal diperoleh kuat tekan sebesar 33,595 MPa, kemudian silinder agregat pecahan genteng diperoleh kuat tekan sebesar 18,071 MPa. Sehingga terjadi penurunan kuat tekan sebesar 46,21%. Untuk hasil pengujian dan perhitungan momen kapasitas pada balok agregat pecahan genteng tulangan baja, diperoleh Mkapuji rata- rata sebesar 4,083 kN.m sedangkan Mkap.teori rata-rata diperoleh sebesar 5,931 kN.m. Dengan demikian terdapat penurunan sebesar 31,16 % yaitu dari momen kapasitas hasil uji menuju momen kapasitas teori. Selanjutnya, momen kapasitas untuk balok agregat pecahan genteng tulangan bambu, diperoleh Mkap.uji rata- rata sebesar 3,274 kN.m sedangkan Mkap.teori rata-rata diperoleh sebesar 1,706 kN.m. Dengan demikian terdapat penurunan sebesar 55,,963 % yaitu dari momen kapasitas hasil uji menuju momen kapasitas teori.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/14435/1/1._Halaman_Judul.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/2/2._BAB_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/5/3._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/6/4._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/9/5._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/11/6._BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/13/7._BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/14/9._Daftar_Pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14435/17/8._Lampiran_-_lampiran.pdf