ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN, DI RUANG AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu diantaranya akan mengalami perilaku kekerasan. Dimana perilaku tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Perilaku kekerasan itu sendiri merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Hikmawati, Lita Sari (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu diantaranya akan mengalami perilaku kekerasan. Dimana perilaku tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Perilaku kekerasan itu sendiri merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari indivdu. Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang lain, diri sendiri baik secara fisik, eosional, dan atau sexualitas (Nanda,2005). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz,1993 dalam Depkes,2000). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart dan Suden,1997). Penulis telah melaksanakan implementasai untuk menyelesaikan masalah klien dengan resiko mencedrai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan : marah. Melaksanakan Tujuan Khusus ( TUK ) 1 sampai TUK 9 dengan menggunakan SP yang telah ditetapkan sendiri oleh perawat yaitu SP 1 dari TUK 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 ( cara fisik 1 ). SP 2 dari TUK 7 ( cara fisik 2 ), SP 3 TUK 7 ( cara verbal ), dilanjutkan dengan SP IV yaitu TUK 7 ( cara spiritual ) dan SP V yaitu TUK 9. Dikarenakan sebelum melakukan interaksi dengan klien menggunakan cara komunikasi teraputik, penulis sebelumnya telah melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan klien, sehingga hal ini menguntungkan karena telah tercipta hubungan saling percaya terlebih dahulu dengan klien dan mempermudah dalam menggali informasi lebih dalam. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada Sdr. F dengan Perilaku kekerasan : marah di ruang Ayodya, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan pendekatan klien yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, maka penulis menyampaikan beberapa kesimpulan antara lain : Dalam melaksanakan asuhan keperawatan selama 3 hari penulis belum bisa mencapai tujuan yang diharapkan, dikarenakan masalah yang dihadapi Sdr. F hanya dapat teratasi sebagian. Sementara pada diagnosa ke 2 tidak dilakukan karenakan tanda gejala yang mengacu pada harga diri rendah tidak tampak pada klien.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/14651/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/5/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/6/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/7/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/9/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14651/20/Lampiran.pdf