EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997

Penelitian pada simpang tiga tak bersinyal Jl. Ketileng Raya - Semarang Selatan dilatarbelakangi oleh kinerja simpang tersebut, yang memiliki arus lalu lintas cukup padat dengan berbagai jenis kendaraan bermotor maupun tak bermotor. Kurangnya sistem pengaturan lalu lintas yang ada menyebabkan terjad...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Triyoko , Langgeng (Author)
Format: Book
Published: 2007.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian pada simpang tiga tak bersinyal Jl. Ketileng Raya - Semarang Selatan dilatarbelakangi oleh kinerja simpang tersebut, yang memiliki arus lalu lintas cukup padat dengan berbagai jenis kendaraan bermotor maupun tak bermotor. Kurangnya sistem pengaturan lalu lintas yang ada menyebabkan terjadinya kemacetan, antrian kendaraan serta dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada simpang tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menghitung besarnya kapasitas simpang serta nilai parameter kinerja simpang yang meliputi derajat kejenuhan, tundaan (delay) dan peluang antrian, serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang diperlukan untuk mengatasi kondisi arus lalu lintas simpang tersebut. Data yang digunakan terdiri dari data primer (kondisi geometrik, kondisi lingkungan, kondisi lalu lintas) dan data sekunder (peta Kota Semarang, data jumlah penduduk Kota Semarang). Evaluasi simpang tak bersinyal menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, dengan tingkat kinerja meliputi kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, dan peluang antrian. Pengambilan data arus lalu lintas dilakukan pada hari Minggu (30 April 2006), Senin (1 Mei 2006) dan Selasa (2 Mei 2006) dengan periode waktu Pagi pukul (06.00-08.00 WIB), Siang (12.00-14.00 WIB) dan Sore (15.00-17.00 WIB). Berdasarkan hasil analisis diketahui kinerja eksisting simpang tiga tak bersinyal Jl. Ketileng Raya-Semarang Selatan sudah tidak layak digunakan lagi. Hal ini dapat dilihat dari nilai kapasitas (C) yang berpengaruh terhadap nilai derajat kejenuhan (DS), tundaan (D), dan peluang antrian (QP) untuk jam puncak terjelek terjadi pada Senin pagi dengan (C) sebesar 3049,20 smp/jam, (DS) 1,02, (D) 19,980 detik/smp dan (QP) 41,84%-82,91%. Nilai DS tersebut tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan, alternatif perbaikan yang dilakukan adalah penurunan nilai hambatan samping tinggi menjadi rendah. Pada perbaikan alternatif 1 tersebut jam puncak terjelek terjadi pada hari Senin pagi dengan (C) sebesar 3115,15 smp/jam, (DS) 1,00, (D) 18,939 detik/smp dan (QP) 40,05%- 79,25%. Nilai DS pada alternatif ini belum memenuhi kriteria perencanaan. Diperoleh alternatif 2 yaitu larangan belok kanan bagi kendaraan yang masuk simpang dari jalan minor (pendekat A) mendapatkan hasil yang baik. Pada perbaikan tersebut, jam puncak terbesar terjadi pada Senin pagi, dengan hasil (C) 3485,82 smp/jam, (DS) 0,83, (D) 13,779 detik/smp dan (QP) 27,62%-54,70%.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/14694/1/COVER.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/2/Bab1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/4/Bab2.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/7/Bab3.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/9/Bab4.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/16/Bab5.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/18/Bab6.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/22/DaftarPustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14694/25/Lampiran.pdf