PERSEPSI APOTEKER TERHADAP KONSELING PASIEN DAN PELAKSANAANNYA DI APOTEK-APOTEK KABUPATEN KUDUS
Konseling merupakan bagian dari aspek pelayanan kefarmasian di apotek yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan yang bermutu untuk pasien. Pelaksanaan konseling dipengaruhi antara lain persepsi apoteker terhadap konseling. Persepsi merupakan pandangan apoteker...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2011.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Konseling merupakan bagian dari aspek pelayanan kefarmasian di apotek yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan yang bermutu untuk pasien. Pelaksanaan konseling dipengaruhi antara lain persepsi apoteker terhadap konseling. Persepsi merupakan pandangan apoteker terhadap konseling. Persepsi yang baik terhadap konseling akan mendorong apoteker untuk melaksanakan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi apoteker terhadap konseling pasien dan pelaksanaannya di apotek-apotek Kabupaten Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Penilaian persepsi apoteker dan pelaksanaan konseling dilakukan dengan mengambil data melalui kuesioner kepada 53 apoteker di apotek-apotek Kabupaten Kudus, kemudian kuesioner dianalisis secara deskriptif. Analisis persepsi dilakukan dengan menggunakan skala likert, kemudian data ditampilkan dalam jumlah dan persentase. Hasil penilaian persepsi menunjukkan 1,89% cukup mendukung, 45,28% mendukung dan 52,83% responden menyatakan sangat mendukung terhadap konseling. 100% responden melaksanakan konseling kepada pasien. 58,49 % melaksanakan konseling kepada semua pasien, 100% menginformasikan cara dan aturan pakai obat, 13,21% menyediakan ruang khusus untuk konseling, 16,98% menyediakan waktu khusus untuk konseling, 66,04% melaksanakan konseling kurang dari 10 menit, 96,23% harus memiliki kemampuan menyampaikan informasi, 50,94% hambatan dalam melaksanakan konseling yaitu kurangnya minat pasien, 62,26% mengatasi masalah konseling dengan penyediaan buku penunjang konseling. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/14943/1/HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/3/BAB_1.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/4/BAB_2.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/5/BAB_3.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/6/BAB_3.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/9/BAB_4.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/11/DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/14943/13/LAMPIRAN.pdf |