EVALUASI PERESEPAN OBAT ANTIKANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim. Obat antikanker merupakan obat spesialistik dimana indeks terapi obatnya sempit sehingga perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Tujuan penelitia...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NASICHAH, LAILIYATUN (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim. Obat antikanker merupakan obat spesialistik dimana indeks terapi obatnya sempit sehingga perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pasien kanker payudara dan penggunaan obat kombinasi antikanker payudara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental. Populasi yang digunakan adalah pasien yang didiagnosa menderita kanker payudara, mendapat obat antikanker payudara, umur antara 15-60 tahun. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftif dan dihitung dengan persentase. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik pasien kanker payudara adalah wanita 42 orang (91,3%), laki-laki 4 orang (8,7%), usia 47-60 tahun (45,7%), lama dirawat 1-15 hari (93,5%), status perkawinan penderita wanita 37 orang (80,4%) dan laki-laki 4 orang (8,7%), kanker stadium I (80,4%), penyakit penyerta adalah hipertensi 13%, Penggunaan obat kombinasi yang paling banyak dipakai adalah cyclofosfamid-doxorubicin-fluorourasil (CAF) 39,1%, doxorubicin-cyclofosfamid (AC) 28,3%, cyclofosfamid-doxorubicin-paclitaxel (AC) 4,3%, cyclofosfamid-metotreksat-fluorourasil (CMF) 28,3% dan cyclofosfamid-metotreksat-epirubicin-fluorourasil (CMF) 8,7% dan efek samping penggunaan obat terbanyak adalah panas (30,4%).
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/14972/1/COVER-INTISARI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14972/2/BAB_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14972/3/BAB_2.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14972/5/BAB_3.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14972/10/BAB_4.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14972/13/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/14972/15/LAMPIRAN.pdf