PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POSTSTROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERYDI RS. Dr. RAMELAN SURABAYA
Latar belakang: Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu di dunia. Dari segi fisioterapi stroke dapat menimbulkan berbagai tingkatan gangguan seperti spastisitas, gangguan motorik, gangguan koordinasi, penurunan aktifitas fungsional Kompleknya permasalahan yang ditimbulkan dari kasus stoke hemorag...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2011.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Latar belakang: Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu di dunia. Dari segi fisioterapi stroke dapat menimbulkan berbagai tingkatan gangguan seperti spastisitas, gangguan motorik, gangguan koordinasi, penurunan aktifitas fungsional Kompleknya permasalahan yang ditimbulkan dari kasus stoke hemorage dextra yang mengakibatkan gangguan aktifitas ini dan kompetensi dari fisioterapi untuk penanganan dari masalah-masalah yang ditimbulkan adalah dengan terapi latihan,. Rumusan masalah: Bagaimana penatalaksanaan terapi latihan dapat meningkatkan kemampuan motorik menghambat spastisitas, meningkatkan kemampuan koordinasi dan meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional. Metode: Terapi latihan pasif, terapi latihan fungsi motorik, terapi latihan koordinasi dan terapi latihan aktifitas fungsional. Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali didapatkan spastisitas tetap, ada peningkatan fungsi motorik, ada peningkatan koordinasi dan ada peningkatan aktifitas fungsional. Kesimpulan: Pemberian latihan pada pasien stroke stadium recovery ini sangat bermanfaat karena dapat membantu dalam proses penyembuhan sehingga pemberian latihan harus diberikan sedini mungkin agar tujuan dapat tercapai lebih optimal. Penanganan fisioterapi yang diberikan yaitu latihan pasif, latihan motorik, latihan koordinasi, dan latihan aktifitas fungsional. Pada pasien ini, selain mendapatkan terapi latihan dari fisioterapi juga mendapatkan terapi medika mentosa dari dokter. Sehingga tidak disimpulkan bahwa terapi latihan yang diberikan oleh fisioterapi saja yang mempunyai andil. Selain itu dari diri pasien sendiri juga ikut menentukan keberhasilan terapi latihan ini, dimana motivasi untuk berlatih juga ikut berperan. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/15108/1/Halaman_Depan.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/2/BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/3/BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/5/BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/8/BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/9/BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/19/DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/15108/21/Lampiran-Lampiran.pdf |