Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta

Penelitian ini dilakukan karena penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Mergangsan Tahun 2009 memiliki angka penderita DBD yang tinggi yaitu 65 penderita. Kecamatan mergangsan menjadi kecamatan ke tiga terbesar jumlah penderita DBD, setelah Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan Gondokusuman....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KAURI, TIARA (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilakukan karena penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Mergangsan Tahun 2009 memiliki angka penderita DBD yang tinggi yaitu 65 penderita. Kecamatan mergangsan menjadi kecamatan ke tiga terbesar jumlah penderita DBD, setelah Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan Gondokusuman. Pada tahun 2007 peneliti telah melakukan penelitian pada kecamatan ini mengenai kualitas lingkungan permukiman. Penyakit DBD sangat terkait dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan karena nyamuk pembawa atau penyebar penyakit tersebut, yakni nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di sekitar lingkungan kita. Wilayah rentan DBD merupakan wilayah yang potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, yang dinilai berdasarkan kondisi fisik lingkungan. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mencegah semakin meningkatnya angka penderita DBD, namun hasilnya belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah menentukan variabel fisik lingkungan dan kependudukan untuk memperoleh tingkat kerentanan wilayah terhadap bahaya DBD di Kecamatan Mergangsan, sehingga dapat ditentukan prioritas penanganan DBD melalui informasi wilayah mana yang menjadi prioritas DBD. Mengetahui adanya pengaruh variabel fisik dan kependudukan terhadap munculnya DBD, dengan membandingkan tingkat kerentanan dengan angka penderita DBD Tahun 2009. Beberapa variabel fisik yang berpengaruh yaitu penggunaan lahan, kepadatan permukiman, pola permukiman, jarak terhadap sungai dan jarak terhadap TPS sampah yang dapat diidentifikasi melalui citra Quickbird, serta variabel jumlah penduduk untuk mendapatkan nilai kepadatan penduduk. Metode yang digunakan adalah metode berjenjang tertimbang (kuantitatif), masing-masing variabel diklasifikasikan kemudian diberi harkat dan dikalikan dengan bobot. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh variabel-variabel yang berpengaruh terhadap muncul kasus DBD di kecamatan Mergangsan yaitu dengan membandingkan tingkat kerentanan DBD dengan angka penderita DBD per kelurahan tahun 2009. Hasil penelitian ini berupa Peta Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta. Kecamatan Mergangsan sebagian besar tingkat kerentanan terhadap penyakit DBD sangat tinggi yaitu dengan luas 89,707 Ha. Persentase terbesar di Kelurahan Brontokusuman yaitu 51,345 Ha (57,27%) dan Keparakan 24,345 Ha (44,2%). Prioritas penanganan DBD berada kelas sangat rentan, tersebar di kelurahan Brontokusuman dan Keparakan. Matriks perbandingan penilaian fisik lingkungan dengan jumlah penderita DBD di setiap kelurahan, menyimpulkan bahwa faktor fisik berpengaruh pada tempat berkembangbiaknya nyamuk. Hal ini dibuktikan pada wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi (sangat rentan), memiliki penderita yang lebih sedikit jumlahnya dibandingkan wilayah yang agak rentan dan rentan
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/15902/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/7/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/12/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/13/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/18/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15902/21/LAMPIRAN.pdf