Penatalaksanaan Neuro Development Treatment pada Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
Masa tumbuh kembang anak merupakan masa penting, ini bisa terjadi suatu kelainan pada susunan saraf pusat yang menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak seperti Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia. Gejala spastic menyebabkan seseorang anak mengalami keterbatasan dalam aktivitas motoriknya....
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2011.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Masa tumbuh kembang anak merupakan masa penting, ini bisa terjadi suatu kelainan pada susunan saraf pusat yang menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak seperti Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia. Gejala spastic menyebabkan seseorang anak mengalami keterbatasan dalam aktivitas motoriknya. Tujuan fisioterapi pada anak Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia meliputi tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Pada tujuan jangka pendek adalah menurunkan dan mengontrol spastisitas, melatih gerakan volunter, memperbaiki kontrol gerak. Pada tujuan jangka panjang adalah melanjutkan tujuan jangka pendek, menigkatkan kemampuan fungsional. Metode yang digunakan dalam studi kasus adalah dengan menggunakan Neuro Development Treatment (NDT) Hasil pemeriksaan spastisitas degan skala aswort dimana pada T1 didapat nilai 2 dan pada akhir terapi T6 didapatkan nilai 2. Pemeriksaan aktifitas fungsional dengan Gross Motor Fuction Meassurement (GMFM) adalah sebagai berikut T1 dimensi A terlentang dan tengkurap dengan skor 100%, Dimensi B duduk dengan skor 98,33%, Dimensi C merangkak dan berlutut dengan skor 73,81%, Dimensi D berdiri dengan skior 56,41%, Dimensi E berjalan dengan skor 69,44%. Pada akhir evaluasi T6 Dimensi A terlentang dan tengkurap dengan skor 100%, Dimensi B duduk dengan skor 98.33%, Dimensi C merangkak dan berlutut dengan skor 78,57%, Dimensi D berdiri dengan skor 58,97%, Dimensi E berjalan dengan skor 70,83%.Dari awal sampai akhir pada kemampuan fungsional mengalami peningkatan. Dalam menurunkan spastisitas pada lengan dan tungkai dengan metode NDT tidak ada penurunan spastisitas. Kesimpulannya tidak ada penurunan spastisitas, tetapi mengalami peningkatan kemampuan aktivitas fungsional. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/16009/1/COVER-INTISARI.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/2/BAB_1.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/5/BAB_2.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/6/BAB_3.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/12/BAB_4.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/13/BAB_5.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/14/DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/16009/19/LAMPIRAN.pdf |