Penatalaksanaan Fisioterapi Latihan pada Kondisi Guillain-Barre Sybdrome di RSUD Salatiga

Latar belakang: Guillain barre syndrome merupakan suatu kasus yang langka dan juga prevalensinya kecil tapi, sering ditemui di Rumah Sakit. Guillain barre syndrome seringkali menimbulkan gejala sisa yang lama. Tujuan: Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui manfaat terapi latihan pada kondisi gui...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ANGGARANI, MADA (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_16030
042 |a dc 
100 1 0 |a ANGGARANI, MADA  |e author 
245 0 0 |a Penatalaksanaan Fisioterapi Latihan pada Kondisi Guillain-Barre Sybdrome di RSUD Salatiga 
260 |c 2011. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/1/HALAMAN_DEPAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/4/BAB_I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/7/BAB_II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/8/BAB_III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/9/BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/13/BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/14/DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/16030/16/LAMPIRAN.pdf 
520 |a Latar belakang: Guillain barre syndrome merupakan suatu kasus yang langka dan juga prevalensinya kecil tapi, sering ditemui di Rumah Sakit. Guillain barre syndrome seringkali menimbulkan gejala sisa yang lama. Tujuan: Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui manfaat terapi latihan pada kondisi guillain barre syndrome terhadap kekuatan otot dan kemampuan fungsional. Terapi Latihan pada kondisi guillain barre syndrome guna mencapai tujuan fisioterapi berupa penanganan dan pencegahan permasalahan yang berhubungan kelumpuhan anggota gerak atas (AGA) dan anggota gerak bawah (AGB). Hasil: Terapi Latihan yang diberikan sebanyak 6 kali tindakan, dan didapatkan hasil sebagai berikut : adanya adanya peningkatan kekuatan otot AGA dan AGB, untuk AGA: T1=2 sedangkan untuk T6 =4, untuk AGB: T1=1+ sedangkan untuk T6=2+. Adanya peningkatan kemampuan aktifitas fungsional untuk T1= 35b (katergantungan berat) sedangkan untuk T2=45 (ketergantungan berat). Kesimpulan: Dari penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi guillain barre syndrome dengan pemberian modalitas terapi latihan selama 6 kali di RSUD Salatiga, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kekuatan otot AGA dan AGB, perbaikan kapasitas fungsional yang diukur dengan indeks Barthel. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a RS Pharmacy and materia medica 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/16030/ 
787 0 |n J100080055 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/16030/  |z Connect to this object online