Penatalaksanaan Fisioterapi pada Penyakit PAru Obstruksi Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

Latar belakang: Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dimaksudkan untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang kondisi Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang menyebabkan permasalahan fisik yang berhubungan de...

詳細記述

保存先:
書誌詳細
第一著者: PAMUNGKAS, WIDYANINGRUM TIRTA FATIMA (著者)
フォーマット: 図書
出版事項: 2011.
主題:
オンライン・アクセス:Connect to this object online
タグ: タグ追加
タグなし, このレコードへの初めてのタグを付けませんか!
その他の書誌記述
要約:Latar belakang: Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dimaksudkan untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang kondisi Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang menyebabkan permasalahan fisik yang berhubungan dengan gangguan saluran pernafasan dan modalitas yang diberikan pada kondisi ini adalah breathing exercise,coughing exercise, terapi latihan. Tujuan: Karya tulis imiah ini untuk mengetahui manfaat pemberian breathing excercise,coughing excercise, dan terapi latihan pada kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronik untuk mengurangi/menghilangkan sesak nafas, mengurangi spasme pada otot bantu pernapasan dan merubah/meningkatkan ekspansi thorak, mengefektifkan batuk, meningkatkan fungsional aktifitas. Metode: Studi kasus dan pemberian breathing excercise,coughing excercise, dan terapi latihan setelah dilakukan 6 X terapi diperoleh hasil. Hasil: Frekuensi sesak nafas yang menurun di ukur dengan skala borg yaitu pada awal fisioterapi (T1): 4 (sesak sedikit berat) menjadi akhir fisioterapi (T6): 3 (sesak sedang) Adanya penurunan spasme otot trapezius yaitu pada awal fisioterapi (T1): ada spasme berat pada otot sternocleidomastoideus dan otot trapezius menjadi akhir fisioterapi (T6):spasme ringan. Mobilitas sangkar thoraks meningkat tentunya kearah yang baik untuk melakukan proses inspirasi dan ekspirasi yang maksimum dan normal yaitu awal fisioterapi (T1): axilla 2 cm, intercostalis ke IV 2 cm dan lower costa/xiphoideus 2 cm dan akhir fisioterapi (T6): axilla 3 cm, intercostalis ke IV 3 cm dan lower costa/xiphoideus 4 cm Kesimpulan dan saran: dapat disimpulkan terdapat keberhasilan dalam membantu Sesak nafas yang menurun, Adanya penurunan spasme otot sternocleidomastoideus dan otot trapezius, Mobilitas sangkar thoraks meningkat tentunya kearah yang baik. Saran selanjutnya adalah untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitar rumah pasien.
記述事項:https://eprints.ums.ac.id/16033/1/COVER-HAL_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/4/bab_1.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/6/bab_2.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/7/bab_3.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/9/bab_4.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/13/bab_5.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/15/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16033/18/LAMPIRAN.pdf