Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Drop Foot Oleh Karena Lesi Nervus Peroneus Sinistra di RSUD Kabupaten Sragen

Latar Belakang: Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi drop foot ini dimaksudkan untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang kondisi drop foot yang menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan fisik yang berhubungan dengan daerah kaki dan modalitas yang diberik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PERDANA, SURYO SAPUTRA (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang: Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi drop foot ini dimaksudkan untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang kondisi drop foot yang menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan fisik yang berhubungan dengan daerah kaki dan modalitas yang diberikan pada kondisi ini adalah Infra Red (IR), Interrupted Direct Curent (IDC), dan Terapi Latihan. Tujuan: Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui proses penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi drop foot, menambah pengetahuan, dan penyebarluasan peran fisioterapi pada kondisi drop foot pada kalangan fisioterapi, medis, dan masyarakat serta mengetahui bagaimana Infra Red (IR), Interrupted Direct Curent (IDC), dan Terapi Latihan dapat meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan volume otot yang atropi, meningkatkan lingkup gerak sendi, meningkatkan sensibilitas, dan meningkatkan kemampuan Activity Daily Lives (ADL). Metode: Studi Kasus dilakukan dengan pemberian modalitas berupa Infra Red (IR), Interrupted Direct Curent (IDC), dan Terapi Latihan dan dilakukan selama 6 kali terapi. Hasil: Peningkatan lingkup gerak sendi aktif pada Talo Crural Joint bidang sagital, T1= S: 00 - 10 - 550; T6= S: 30-10-550, pada gerakan dorsi fleksi. LGS aktif pada Cuboideocuneonavicular Joint bidang tranversal , T1= T: 60 - 0 - 170; T6= T: 80 - 0 - 170, pada gerakan eversi dan untuk lingkup gerak sendi aktif aktif pada Metatarso phalangeal Joint bidang sagital, T1= S: 00 - 0 - 400; T6= S: 50 - 0 - 400, pada gerakan ekstensi jari-jari kaki. Peningkatan kekuatan otot dengan hasil terapi adanya peningkatan kekuatan terjadi pada otot penggerak dorsi fleksi T1=1; T6=2+, otot penggerak eversi T1=3+;T6=4-, otot penggerak inversi T1=3+;T6=4-, dan otot penggerak ekstensor jari-jari kaki T1=1;T6=2-. Peningkatan volume otot pada otot yang atropi pada jarak 5cm, T1= 2cm; T6= 27,6cm. Jarak 0cm tidak ada perubahan. Pada jarak 10cm, T1= 2cm; T6= 21,5cm. Pada jarak 15cm, T1= 16cm; T6= 16,5 cm. Pada jarak 20cm, T1= 15,5cm; T6= 15,8cm. Pada jarak 25cm, T1= 28,5cm; T6= 28,9cm. Pada jarak 30cm tidak ada perubahan. Peningkatkan sensibilitas dengan hasil terapi adanya peningkatan sensibilitas terjadi pada tes deskriminasi 2 titik, dimana pada T1=1/5 artinya dari 5 kali percobaan hanya 1 kali pasien menjawab benar, T6=2/5 artinya dari 5 kali percobaan hanya 2 kali pasien menjawab benar. Kesimpulan dan Saran: Adanya peningkatan pada setelah dilakukan tindakan fisioterapi dan perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui modalitas fisioterapi apa yang berpengaruh diantara modalitas yang telah diterapkan tersebut di atas pada kondisi drop foot.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/16037/1/02._Halaman_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/3/03._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/6/04._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/9/05._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/10/06._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/12/07._BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/14/08._Daftar_Pustaka.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16037/19/09._Lampiran.pdf