Pengaruh Suhu DanKelembaban Udara Terhadap Kejadian Dermatofitosis Di Poliklinik Kulit DanKelamin RSUD Dr.Soediran MS Wonogiri Pada Periode Januari - Desember2010

Latar Belakang: Prevalensi Dermatofitosis lebih tinggi pada daerah tropis. Angka kejadian dermatofitosis yang terjadi di rumah sakit pendidikan bervariasi antara 2,93% - 27,6%, angka ini mungkin belum merupakan kejadian populasi di Indonesia yang sebenarnya. Selanjutnya pertumbuhan jamur tersebut be...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PERMATASARI, DEVITA (Author)
Format: Book
Published: 2011.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang: Prevalensi Dermatofitosis lebih tinggi pada daerah tropis. Angka kejadian dermatofitosis yang terjadi di rumah sakit pendidikan bervariasi antara 2,93% - 27,6%, angka ini mungkin belum merupakan kejadian populasi di Indonesia yang sebenarnya. Selanjutnya pertumbuhan jamur tersebut bergantung faktor predisposisinya, seperti : suhu udara yang tinggi, kelembaban udara yang tinggi. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh suhu dan kelembaban udara terhadap kejadian dermatofitosis di Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soediran MS Wonogiri. Metode: Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yang bersifat retrospektif, dengan pendekatan studi cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah catatan rekam medis semua pasien yang didiagosis dermatofitosis di RSUD Dr. Soediran MS Wonogiri pada bulan Januari sampai Desember 2010. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara suhu dan kelembaban udara dengan angka kejadian dermatofitosis menggunakan program SPSS for Windows versi 17.0. Metode analisa yang dipakai adalah korelasi Product Moment Pearson karena data terdistribusi normal. Hasil: Dari analisis uji normalitas Shapiro-wilk didapatkan p = 0,2. Karena nilai p > 0,05, maka data terdistribusi normal. Metoda analisa yang dipakai adalah korelasi pearson didapatkan nilai sig 0,004 dan 0.016 yang menunjukan bahwa korelasi bermakna karena nilai p < 0,05. Kesimpulan: Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara suhu dan kelembaban udara terhadap kejadian dermatofitosis.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/16276/1/01_HALAMAN_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/2/02_BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/3/03_BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/4/04_BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/6/05_BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/8/06_BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/10/07_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16276/12/08_LAMPIRAN.pdf