Pola Agihan Kadar Garam Air Tanah Bebas di dataran Aluvial Antara Sungai Tuntang sampai Sungai Banjaran Kabupaten Demak

Penelitian ini didasarkan permasalahan bahwa di Kabupaten Demak terdapat airtanah yang asin. Daerah penelitian adalah dataran aluvial pantai utara Jawa yang memiliki airtanah dengan rasa payau, agak payau, dan tawar. Tingkat keasinan airtanah bervariasi dan tersebar di seluruh Kabupaten Demak. Keasi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RAHMAWAN, ARIF (Author)
Format: Book
Published: 2007.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini didasarkan permasalahan bahwa di Kabupaten Demak terdapat airtanah yang asin. Daerah penelitian adalah dataran aluvial pantai utara Jawa yang memiliki airtanah dengan rasa payau, agak payau, dan tawar. Tingkat keasinan airtanah bervariasi dan tersebar di seluruh Kabupaten Demak. Keasinan airtanah di Kabupaten Demak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu intrusi dan connate water. Asinnya airtanah daerah penelitian mengakibatkan terbatasnya jumlah airtanah tawar. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui pola agihan kadar garam airtanah berdasarkan nilai DHL di dataran alluvial antara sungai Tuntang sampai sungai Banjaran Kabupaten Demak. (2) mengetahui faktor yang mengakibatkan asinnya airtanah di dataran alluvial antara sungai Tuntang sampai sungai Banjaran Kabupaten Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey dan untuk menentukan lokasi pengukuran dengan menggunakan metode line method. Pengukuran dilakukan pada sumur dangkal pada masingmasing jalur pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut : Pertama, pola agihan kadar garam daerah penelitian antara sungai Banjaran sampai sungai Tuntang berdasarkan pengukuran di ketiga jalur pengukuran diketahui bahwa semakin jauh lokasi sumur dari pantai semakin kecil nilai DHLnya, begitu juga sebaliknya semakin dekat lokasi sumur dari pantai semakin besar nilai DHLnya. Nilai DHL tertinggi terdapat pada sumur di Desa Morodemak dengan nilai DHL sebesar 14.997,7 mmhos/cm dengan jarak 1,04 km dari pantai. Nilai DHL terendah terdapat pada sumur di Desa Kalikondang dengan nilai DHL sebesar 502,8 mmhos/cm dengan jarak 11,8 km dari pantai. Dari 41 sumur pengamatan dapat diklasifikasikan jenis airnya yaitu payau, agak payau dan tawar. Kedalaman sumur di daeah penelitian berkisar antara 2,5 m sampai 6 m dari permukaan tanah, sedangkan kedalaman interface berdasarkan pengukuran dari ketiga jalur pengukuran adalah berkisar antara 9 m sampai 92 m dari permukaan tanah. Kedua, faktor yang mengakibatkan asinnya airtanah daerah penelitian ada dua yaitu intrusi dan connate water. Asinnya airtanah di daerah yang dekat dengan pantai diakibatkan adanya intrusi permukaan, karena topografi yang datar serta banyak sungai dan saluran-saluran. Di daerah yang jauh dari pantai asinnya airtanah lebih disebabkan oleh adanya Connate Water atau air yang terjebak.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/16392/1/Hal_Depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/2/Bab_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/4/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/5/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/6/KESIMPULAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/21/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16392/7/Lampiran.pdf