Analisis karakteristik pembakaran dan karakteristik mekanis biobriket campuran batubara lokal dan ampas garut dengan variasi bahan perekat

Ampas garut merupakan limbah dari pembuatan tepung garut yang sering dianggap sebagai sampah, dan terkadang juga hanya digunakan sebagai campuran makanan ternak. Biomassa yang berasal dari limbah pembuatan tepung garut ini merupakan masalah umum bagi produsen tepung garut karena mengganggu lingkunga...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ATMOKO , PRATOMO RUDY (Author)
Format: Book
Published: 2007.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Ampas garut merupakan limbah dari pembuatan tepung garut yang sering dianggap sebagai sampah, dan terkadang juga hanya digunakan sebagai campuran makanan ternak. Biomassa yang berasal dari limbah pembuatan tepung garut ini merupakan masalah umum bagi produsen tepung garut karena mengganggu lingkungan sekitar, limbah ampas garut apabila dijadikan pupuk tidak mudah terurai dan apabila terkena air limbah ampas garut akan busuk sehingga menimbulkan bau yang tak sedap. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang mampu untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi, dengan menjadikan biomassa (ampas garut) sebagai bahan dasar biobriket. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan dasar berupa ampas garut, batu bara lokal, dan bahan perekat (pati garut, tetes tebu dan aspal), setelah itu dilakukan uji proximate bahan dasar. Pembuatan biobriket dengan komposisi 3,5 gram ampas garut ; 1,5 gram batubara, 2,5 gram ampas garut : 2,5 gram batubara, 1,5 gram ampas garut ; 3,5 gram batubara (dengan bahan perekat 1 gram), 3,5 gram ampas garut ; 1,5 gram batubara, 2,5 gram ampas garut ; 2,5 gram batubara, 1,5 gram ampas garut ; 3,5 gram batubara (dengan bahan perekat 1,5 gram), 3,5 gram ampas garut ; 1,5 gram batubara, 2,5 gram ampas garut ; 2,5 gram batubara, 1,5 gram ampas garut ; 3,5 gram batubara (dengan bahan perekat 2 gram). Setelah itu dilakukan pengujian karakteristik pembakaran, yang meliputi temperatur pembakaran briket, laju penurunan massa, dan laju pembakaran. Dari hasil penelitian bahwa temperatur pembakaran paling tinggi dihasilkan oleh briket menggunakan bahan perekat aspal secara berurutan mulai dari massa 2 gram, 1,5 gram dan 1 gram, hal ini menunjukan bahwa aspal mempunyai nilai kalori yang tertinggi dibandingkan dengan bahan perekat tetes tebu dan pati garut. Laju penurunan massa dipengaruhi oleh kandungan batu bara semakin banyak, laju penurunan massa akan semakin lama, tetapi untuk bahan perekat tidak begitu mempengaruhi hal ini disebabkan karena batubara mempunyai volatile matter yang rendah sehingga laju penurunan massanya akan semakin lama.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/16396/1/HAL_DEPAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/4/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/5/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/8/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/10/BAB_VI.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/12/DAF_PUS.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16396/13/LAMPIRAN.pdf