Program Srawung Praja di RRI Surakarta Dalam Perspektif Sosio Legal
Pertumbuhan dan perkembangan media massa, juga dipengaruhi sektor baik sosial, ekonomi, budaya maupun pemeirntahan. Sistem komunikasi di Indonesia yang diwarnai oleh kesenjangan informasi antara masyarakat desa dengan masyarakat kota ini mengharuskan perencanaan komunikasi yang tepat dengan memperhi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2011.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
MARC
LEADER | 00000 am a22000003u 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | repoums_16460 | ||
042 | |a dc | ||
100 | 1 | 0 | |a KUSTANTI , EKO |e author |
245 | 0 | 0 | |a Program Srawung Praja di RRI Surakarta Dalam Perspektif Sosio Legal |
260 | |c 2011. | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/1/Halaman_Depan.pdf | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/2/1.pdf | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/5/2.pdf | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/9/3.pdf | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/12/4.pdf | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/14/5.pdf | ||
500 | |a https://eprints.ums.ac.id/16460/18/5.pdf | ||
520 | |a Pertumbuhan dan perkembangan media massa, juga dipengaruhi sektor baik sosial, ekonomi, budaya maupun pemeirntahan. Sistem komunikasi di Indonesia yang diwarnai oleh kesenjangan informasi antara masyarakat desa dengan masyarakat kota ini mengharuskan perencanaan komunikasi yang tepat dengan memperhitungkan penggunaan media yang tepat, pesan yang tepat untuk khalayak sasaran (target audience) yang tepat dengan mempertimbangkan pula unsur cost effectivenessnya (Depari, 2001: 8) Akses mayoritas masyarakat Indonesia pada medium informasi sangat terbatas (khususnya media cetak), mengakibatkan berkembangnya kesenjangan informasi (information gap) antara mereka yang umumnya disebut sebagai the media rich dengan the media poor. Bahkan propaganda pembangunan yang berlebihan seringkali menjenuhkan masyarakat. Informasi yang bersifat top down berkesan menggurui seolah-olah kota lebih pintar dari masyarakat pinggiran dan masyarakat desa (Balairung : 2008:51). Itulah sebabnya ruang-ruang publik di kampung-kampung pinggiran atapun di desa-desa dari arisan, kumpulan warga seperti kelompok tani, rembug kampung atau dukuh, gardu jaga hingga kedai sayur menjadi lalu lintas informasi masyarakat pinggiran dan di desa. Saat ini masyarakat juga dihadapkan pada percepatan informasi dimana ruang-ruang publik yang ada sudah tidak dapat menampung ataupun mewadahi. Karena itulah perlu adanya tambahan media lain yang mampu mengalirkan pemerataan informasi sampai ke daerah-daerah pedesaan. Seperti banyaknya persoalan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat kota Surakarta, yang wilayahnya tersebar di 51 kelurahan. | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
690 | |a L Education (General) | ||
655 | 7 | |a Thesis |2 local | |
655 | 7 | |a NonPeerReviewed |2 local | |
787 | 0 | |n https://eprints.ums.ac.id/16460/ | |
787 | 0 | |n R100080009 | |
856 | \ | \ | |u https://eprints.ums.ac.id/16460/ |z Connect to this object online |