Fabrikasi dan karakterisasi ftir biomaterial hidroksiapatit dari gipsum alam kulon progo yang disinter pada temperatur 1400 oc

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat material hidroksiapatit dari bahan gipsum alam Kulon Progo selanjutnya mengkarakterisasi dengan pengujian FTIR (Fourier Transform Infrared). Bahan penelitian ini adalah serbuk hidroksiapatit dari gipsum alam kulon Progo. Variabel yang digunakan adalah sinter...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HUDA , SYAHRUL (Author)
Format: Book
Published: 2007.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan dari penelitian ini adalah membuat material hidroksiapatit dari bahan gipsum alam Kulon Progo selanjutnya mengkarakterisasi dengan pengujian FTIR (Fourier Transform Infrared). Bahan penelitian ini adalah serbuk hidroksiapatit dari gipsum alam kulon Progo. Variabel yang digunakan adalah sintering pada temperatur 1400ºC selama 3 jam. Alat yang digunakan dalam membuat hidroksiapatit adalah microwave melalui proses hydro thermal microwave, dan untuk sintering menggunakan furnace, sedangkan karakterisasi material uji menggunakan mesin FTIR (Fourier Transform Infrared). Sintesa HA dilakukan dengan teknik hydro thermal microwave dengan mereaksikan antara gipsum alam Kulon Progo (CaSO4.2H2O) dengan diammonium hydrogen phosphate [(NH4)2HPO4] kemudian hasil reaksinya dianalisa dengan pengujian FTIR dan dibandingkan dengan HA 200 Jepang sebagai pembanding, kemudian disinter pada suhu 1400°C dan dianalisa dengan pengujian FTIR lagi. Hasil sintesa HA dengan teknik hydro thermal microwave menunjukkan bahwa peak-peak FTIR gipsum Kulon Progo menyerupai gipsum asli yang ditunjukkan pada panjang gelombang3406,1cm1 , 2237cm1 , dan 601,7cm1 . Dan hidroksiapatit sebelum disinter 1400°C menunjukkan pola peak-peak sama dengan Hidroksiapatit komersil HA 200, yang ditunjukkan dalam panjang gelombang 3431,1 cm1 , 3855,4 cm1 , 3735,9 cm1 dan 962,4 cm1 .Dan hidroksiapatit sesudah sintering mengalami perubahan yang menunjukkan pola peak-peak pada panjang gelombang 601,7 cm1 , 547,7cm1 , dan 3452,3cm1 perubahan menjadi calcium iron phosphate [Ca19Fe2(PO4)14] yang dibuktikan dalam hasil XRD. Hal ini terjadi karena, dalam dapur pemanas (furnace) saat sintering terjadi pencampuran unsur lain, dan yang mengakibatkan hidroksiapatt menjadi berubah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya serbuk alumina yang dipakai sebagai landasan waktu sintering dalam dapur pemanas (terdapat unsur Fe).
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/16581/1/Halaman_depan.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16581/2/BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16581/3/BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16581/7/BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16581/9/BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16581/10/BAB_V.pdf
https://eprints.ums.ac.id/16581/17/DAFTAR_PUSTAKA.pdf