Profil Pengobatan dan Evaluasi Dosis Pemberian Obat pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Periode Januari-Desember Tahun 2006
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Gagal ginjal yang terjadi mendadak disebut gagal ginjal akut (GGA). Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal disebut gagal ginjal kronis (GGK) yang bisa menyebabkan kematian. Peresepan untuk penderita gagal ginjal memerlukan pengetahuan...
Na minha lista:
Autor principal: | |
---|---|
Formato: | Livro |
Publicado em: |
2007.
|
Assuntos: | |
Acesso em linha: | Connect to this object online |
Tags: |
Adicionar Tag
Sem tags, seja o primeiro a adicionar uma tag!
|
Resumo: | Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Gagal ginjal yang terjadi mendadak disebut gagal ginjal akut (GGA). Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal disebut gagal ginjal kronis (GGK) yang bisa menyebabkan kematian. Peresepan untuk penderita gagal ginjal memerlukan pengetahuan mengenai fungsi hati dan ginjal penderita, riwayat pengobatan, metabolisme dan aktivitas obat, lama kerja obat serta cara ekskresinya. Untuk pengobatan pasien gagal ginjal kronis perlu penyesuaian dosis obat oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan dan evaluasi dosis pemberian obat antihipertensi, antibiotik dan AINS pada penyakit gagal ginjal kronis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari-Desember tahun 2006. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan metode deskriptif. Data yang digunakan adalah data yang diambil dari kartu rekam medik penderita gagal ginjal kronis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari-Desember tahun 2006 kemudian dianalisis profil pengobatannya dan evaluasi dosis pemberian obat antihipertensi, antibiotik dan AINS berdasarkan klirens kreatinin penderita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat untuk GGK banyak digunakan obat golongan diuretika (Furosemid) sebesar 92%, elektrolit dan cairan (Dekstrosa monohidrat) 72%, antibiotik sefalosporin (Ceftriakson) 62%, antihipertensi Calcium Channel Blockers (Diltiazem) 70%, dan AINS (Asam mefenamat) 8%. Hasil evaluasi dosis interpretasi over dose paling banyak adalah pemberian obat antihipertensi golongan Calcium Channel Blockers sebesar 42%, antibiotik golongan penicillin sebesar 12%, dan AINS non opioid 12%. Interpretasi normal dose paling banyak pada pemberian obat antihipertensi golongan Calcium Channel Blockers 32%, antibiotik golongan sefalosporin 66%, dan AINS golongan opioid sebesar 2%. Interpretasi under dose tidak terjadi baik pada pemberian obat antihipertensi, antibiotik, dan AINS. |
---|---|
Descrição do item: | https://eprints.ums.ac.id/16913/1/hal_depan.pdf https://eprints.ums.ac.id/16913/2/bab_1.pdf https://eprints.ums.ac.id/16913/3/bab_2.pdf https://eprints.ums.ac.id/16913/5/bab_3.pdf https://eprints.ums.ac.id/16913/7/bab_4.pdf https://eprints.ums.ac.id/16913/8/dapus.pdf https://eprints.ums.ac.id/16913/10/lampiran.pdf |