Pemeriksaan Tindak Pidana Oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) : Proses, Kendala dan Solusinya (Studi Kasus di Polres Klaten)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemeriksaan tindak pidana oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA): proses, kendala dan solusinya (studi kasus di Polres Klaten). Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai pelaksanaan proses pemeriksaan tindak pidana oleh unit perlind...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2012.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemeriksaan tindak pidana oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA): proses, kendala dan solusinya (studi kasus di Polres Klaten). Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai pelaksanaan proses pemeriksaan tindak pidana oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) serta kendala-kendala dan bagaimana solusi masalah tersebut dalam rangka pelaksanaan proses pemeriksaan tindak pidana oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA). Data penelitian diperoleh melalui informan, tempat dan peristiwa serta arsip atau dokumen. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini ada lima tahap yaitu pra lapangan, penelitian lapangan, observasi, analisis data dan analisis dokumentasi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, yaitu, Pada kasus KDRT, asusila, maupun kasus yang melibatkan anak-anak yang ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Polres Klaten diproses melalui pendekatan kekeluargaan. Hal ini ditujukan untuk mempermudah pemeriksaan terhadap korban maupun tersangka yang mengalami trauma psikis agar dapat berkomunikasi dan memberikan keterangan yang dibutuhkan, selain itu untuk mengurangi rasa takut yang dihadapi korban jika berhadapan dengan aparat Kepolisian. Kendala yang dihadapi unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) di Polres Klaten yaitu sulitnya mendapatkan saksi dalam kasus yang melibatkan perempuan maupun anak, tersangka dalam memberikan keterangan tidak jelas dan sulit dimengerti atau dipahami, mengakibatkan petugas mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data atau keterangan untuk menyusun berita acara pemeriksaan yang baik dan terperinci, keluarga korban yang menyangkut asusila seringkali memandang bahwa kasus yang menimpa keluarganya adalah suatu aib, sehingga sulit untuk mengungkap kasus asusila, pada kasus KDRT, pengaduan yang diajukan kepada unit PPA Polres Klaten seringkali dijadikan sebagai alat untuk melayangkan gugatan cerai. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/17595/1/02._HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/3/03._BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/5/04._BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/6/05._BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/7/06._BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/9/07._BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/12/08._DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/17595/14/09._LAMPIRAN.pdf |