Kebermaknaan Hidup Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Balai Rehabilitasi Sosial
Masalah perilaku seksual menyimpang yang dilakukan oleh Pekerja Seks Komersial (PSK) selalu menjadi bahan yang menarik serta tidak habis-habisnya untuk dibahas dan diperbincangkan, merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah peraturan sosial, segi-segi moral, etika dalam masyarakat da...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2012.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Masalah perilaku seksual menyimpang yang dilakukan oleh Pekerja Seks Komersial (PSK) selalu menjadi bahan yang menarik serta tidak habis-habisnya untuk dibahas dan diperbincangkan, merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah peraturan sosial, segi-segi moral, etika dalam masyarakat dan aturan-aturan dalam agama. Bagi wanita menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah pilihan yang berat, meski sebenarnya banyak pilihan lain yang lebih bermartabat dibandingkan memilih menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Salah satunya adalah hasrat untuk hidup bermakna. Pemerintah telah memberikan bantuannya dengan cara membuka sebuah balai rehabilitasi sosial yang tujuannya merehabilitasi para PSK yang ingin kembali ke jalan yang sesuai dengan norma agama dan aturan di masyarakat. Di balai rehabilitasi sosial ini para Pekerja Seks Komersial (PSK) diberikan beberapa bimbingan yang meliputi bimbingan mental, bimbingan sosial dan ketrampilan serta menemukan makna dan arti hidupnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebermaknaan hidup pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di balai rehabilitasi sosial. Penelitian ini dilaksanakan di balai rehabilitasi sosial "Wanita Utama" Surakarta-1. Informan penelitian ini diambil secara purposive sampling sebanyak lima orang. Informan dalam penelitian ini adalah Pekerja Seks Komersial (PSK), dengan karakteristik wanita, usia 21-40 tahun, berada di balai rehabilitasi sudah 5 bulan. Sumber data yang berupa kata-kata yang dikumpulkan menggunakan metode wawancara serta dengan metode observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif berupa paparan dan uraian. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kebermaknaan hidup pada PSK di balai rehabilitasi sosial mencakup tiga aspek yaitu kebebasan berkehendak, kehendak hidup bermakna, dan makna hidup. Sehingga PSK akan telah mampu menghayati kehidupannya menurut sudut pandangnya sendiri setelah mengikuti rehabilitasi, memiliki tujuan hidup atau cita-cita yang lebih baik setelah keluar dari BAREHSOS, adanya perasaan senang setelah apa yang dialami selama berada di BAREHSOS, optimis dalam menjalani kehidupan saat ini, rajin ibadah, bertanggung jawab pada diri sendiri dan lingkungan sekitar BAREHSOS dan berpikir positif untuk menjalani kegiatan yang lebih terarah. Sedangkan tujuan PSK setelah menjalani rehabilitasi di balai rehabilitasi sosial yaitu menjalani pekerjaannya tidak lagi sebagai PSK dan menjalani kegiatan yang lebih bermakna berbekal ketrampilan yang telah dipelajari di balai rehabilitasi sosial. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/18343/1/02._HALAMAN_DEPAN_.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/2/03._BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/3/04._BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/6/05._BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/8/06._BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/9/07._BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/11/08._DAFTAR_PUSTAKA_.pdf https://eprints.ums.ac.id/18343/13/09._LAMPIRAN.pdf |