Konsep Rasa Suryomentaram Pada Pembatik

Konsep rasa Suryomentaram merupakan salah satu teori psikologi asli Indonesia yang menjelaskan mengenai kepribadian sehat dengan istilah manusia tanpa ciri. Manusia tanpa ciri ini terbentuk dari beberapa rasa hasil proses olah yaitu mawas diri dan mulur mungkret yang pada akhirnya mengoptimalkan res...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Widyastuti, Ruri (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_18345
042 |a dc 
100 1 0 |a Widyastuti, Ruri   |e author 
245 0 0 |a Konsep Rasa Suryomentaram Pada Pembatik 
260 |c 2012. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/1/HALAMAN_DEPAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/3/BAB_I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/7/BAB_II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/9/BAB_III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/12/BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/14/BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/18/DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18345/21/LAMPIRAN.pdf 
520 |a Konsep rasa Suryomentaram merupakan salah satu teori psikologi asli Indonesia yang menjelaskan mengenai kepribadian sehat dengan istilah manusia tanpa ciri. Manusia tanpa ciri ini terbentuk dari beberapa rasa hasil proses olah yaitu mawas diri dan mulur mungkret yang pada akhirnya mengoptimalkan respon yang bersifat altruistik dan meminimalkan respon yang bersifat egoistik dalam kehidupan sehari- hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses olah rasa dalam membatik batik tulis dan dinamika rasa manusia tanpa ciri menurut Suryomentaram pertumbuhan dan dinamika kepribadian pembatik batik tulis menurut konsep rasa Suryomentaram pada pembatik batik tulis. Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang pembatik batik tulis yang tinggal di kawasan Solo dan memiliki pengalaman membatik >10 tahun. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi langsung pada subjek penelitian, serta menggunakan analisis induktif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan dan dinamika kepribadian pada subjek pembatik batik tulis terlihat saat mulai belajar membatik batik tulis sejak usia 8-15 tahun. Dalam proses belajar tersebut subjek tidak langsung berhasil akan tetapi mengalami kegagalan karena adanya kendala dalam melakukan proses olah rasa untuk bisa memenuhi tuntutan membatik. Setelah berulang kali mencoba secara terus menerus pembatik batik tulis memgalami peningkatan kualitas yang meningkat dan mendapatkan manfaat yaitu menjadi pribadi yang lebih sabar, telaten dan hati-hati. Dalam merespon setiap hal yang hadir dalam kehidupan sehari-hari subjek pun diwarnai dengan mawas diri dan mulur mungkret, hal ini terbukti dengan ditemukannya tidak ada rasa iri-sombong, tidak ada sesal khawatir, rasa damai, rasa sama, rasa bebas, dan rasa tentram. Perilaku sehari- harinya berupa tidak merasa iri ketika orang lain lebih sukses, tidak suka memperlihatkan kelebihan yang dimiliki, tidak menyesali masa lalu dan mampu mengendalikan rasa khawatir, tahu rasa marahnya sendiri dan berusaha mengendalikannya, memenuhi kebutuhan secara wajar, memenuhi keinginan dengan disesuaikan dengan kemampuan, tidak memiliki konflik dengan orang lain, memiliki hubungan baik dengan tetangga dan rekan kerja serta memiliki kepercayaan akan kuasa Allah SWT. Kata kunci: Konsep rasa Suryomentaram, pembatik batik tulis 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a BF Religion and Philosophy 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/18345/ 
787 0 |n F100070164 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/18345/  |z Connect to this object online