Konsep Tuhan Dalam Aliran Kebatinan Pangestu Dan Sumarah(Studi Perbandingan)
Kejawen yang merupakan sebuah produk percampuran dari berbagai agama, sudah mentradisi dan melekat dalam sebuah kepercayaan baru, khususnya bagi orang Jawa, atau orang luar Jawa yang hidup di sekitar pulau Jawa. Kejawen yang disebut oleh seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz &quo...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2012.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Kejawen yang merupakan sebuah produk percampuran dari berbagai agama, sudah mentradisi dan melekat dalam sebuah kepercayaan baru, khususnya bagi orang Jawa, atau orang luar Jawa yang hidup di sekitar pulau Jawa. Kejawen yang disebut oleh seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz "the religion of java" atau "Agami Jawi" ini bukan saja merupakan sebuah aliran kepercayaan, namun khsusunya bagi orang Jawa, kejawen merupakan gaya hidup dan sebuah aturan norma yang sakral. Oleh karena itu penelitian ini mengambil tema konsep Tuhan dalam aliran kebatinan Pangestu dan Sumarah, kata Tuhan sebuah istilah yang menggambarkan wujud mutlak sempurna hidup dan berdiri sendiri tempat bergantung semua nisbi yang ada (Ramdon, 1996, 16). Konsep Tuhan menurut paham Pangestu Tuhan Yang Maha Tunggal, itu disebut Tri Purusa, artinya: keadaan satu yang bersifat tiga yaitu Suksma Kawekas, Sukma Sejati dan Roh Suci. Sedangkan konsep Tuhan di dalam paguyuban Sumarah sangat sederhana. Kepercayaan kepada Tuhan tampak diterima begitu saja, tanpa pembicaraan lebih lanjut, Tuhan berada di dalam diri manusia diwakili oleh urip ( hidup ) itu hakikatnya adalah Tuhan itu sendiri. 'Allah' itu ada dan senantiasa memerintah dan menguasai. 'Allah' adalah dzat Yang Maha Esa. Skripsi ini menggunakan pendekatan antropologi agama karena yang menjadi titik studi antropologi agama adalah bukan kebenaran ideologis melainkan kenyataan yang nampak yang berlaku, yang empiris, atau juga bagaimana hubungan pikiran sikap dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan yang ghaib. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data sejarah yang bersumber dari hasil rekonstruksi orang lain, seperti buku dan artikel yang ditulis oleh orang-orang yang tidak sezaman dengan peristiwa tersebut (Sayuthi, 2002: 21). Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian berupa buku-buku, artikel-artikel yang terdapat dalam buletin, majalah maupun internet yang berkaitan dengan konsep Tuhan baik dalam aliran kebatinan Pangestu maupun Sumarah. |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/18362/1/1%29_HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/2/2%29_BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/3/3%29_BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/4/4%29_BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/5/5%29_BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/6/6%29_BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/7/7%29_DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/18362/8/8%29_LAMPIRAN.pdf |