Perbandingan Efektivitas Larutan Madu 90% Dengan Ketoconazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale
Latar belakang: Ketombe adalah pembentukan skuama berlebihan di kulit kepala tanpa atau dengan tanda - tanda inflamasi ringan. Madu adalah produk alam yang mempunyai efek bakterisida, bakteriostatik, antijamur, antivirus, antioksidan, antitumoral, dan efek anti-inflamasi. Ketokonazol merupakan anti...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2012.
|
Subjects: | |
Online Access: | Connect to this object online |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Latar belakang: Ketombe adalah pembentukan skuama berlebihan di kulit kepala tanpa atau dengan tanda - tanda inflamasi ringan. Madu adalah produk alam yang mempunyai efek bakterisida, bakteriostatik, antijamur, antivirus, antioksidan, antitumoral, dan efek anti-inflamasi. Ketokonazol merupakan anti jamur yang bekerja menghambat sintesa ergosterol yaitu komponen yang penting untuk integritas membran sel jamur. Tujuan: Membandingkan efektivitas larutan madu 90% dan ketokonazol 1% secara in vitro terhadap pertumbuhan Pityrosporum ovale. Metode: Metode penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorik. Sampel adalah Pityrosporum ovale dari hasil biakan isolat murni. Selanjutnya Pityrosporum ovale ditanam pada media SDA dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam hingga didapatkan koloni jamur. Hasil biakan (+) diambil dengan menggunakan osse steril, diencerkan dalam larutan NaCl 0,9% steril dan dibuat sama kekeruhannya dengan larutan Mc-Farland 0,5 kemudian diambil 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain ditambah 9 ml NaCl 0,9% (107 CFU/ml) lalu ambil diambil ±1 ml lagi dari larutan tersebut dan oleskan ke dalam cawan petri yang berisi SDA serta dibuat dua sumuran dengan diameter 4 mm kemudian masukan larutan madu 90% dan ketokonazol 1% pada setiap sumuran. Media dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil: 10 media SDA yang mengandung larutan madu 90%, semua dinyatakan (-) / tidak terdapat zona inaktivasi atau tumbuh Pityrosporum ovale. 10 media SDA yang mengandung ketokonazol 1%, semua dinyatakan (+) terdapat zona inaktivasi atau tidak tumbuh Pityrosporum ovale dan 10 media SDA yang mengandung akuades steril (kontrol negatif), semua dinyatakan (-) / tidak terdapat zona inaktivasi atau tumbuh Pityrosporum ovale. Kesimpulan: Ada perbedaan antara efektivitas larutan madu 90% dengan ketokonazol 1% dalam menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale. Madu belum dapat dijadikan altenatif untuk pengobatan ketombe sedangkan ketokonazol dapat |
---|---|
Item Description: | https://eprints.ums.ac.id/18543/1/_HALAMAN_DEPAN.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/2/_BAB_I.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/3/BAB_II.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/4/_BAB_III.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/5/BAB_IV.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/6/_BAB_V.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/7/_DAFTAR_PUSTAKA.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/8/_lampiran.pdf https://eprints.ums.ac.id/18543/9/FULL_TEXT_NASKAH_PUBLIKASI.pdf |