Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Dermatofitosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Latar belakang : Indonesia adalah daerah yang baik bagi pertumbuhan jamur. Dermatofitosis mempunyai frekuensi yang cukup tinggi di Indonesia. Berbagai faktor mempermudah terjadinya dermatofitosis, diantaranya diabetes melitus. Hal ini diduga karena penurunan imunitas seluler. Tujuan : Mengetahui hub...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PRASASTI SUSILOWATI, PANITIS (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_18593
042 |a dc 
100 1 0 |a PRASASTI SUSILOWATI, PANITIS   |e author 
245 0 0 |a Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Dermatofitosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 
260 |c 2012. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/1/HALAMAN_DEPAN_%282%29.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/3/BAB_I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/4/BAB_II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/9/BAB_III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/12/BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/15/BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/17/DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18593/22/LAMPIRAN.pdf 
520 |a Latar belakang : Indonesia adalah daerah yang baik bagi pertumbuhan jamur. Dermatofitosis mempunyai frekuensi yang cukup tinggi di Indonesia. Berbagai faktor mempermudah terjadinya dermatofitosis, diantaranya diabetes melitus. Hal ini diduga karena penurunan imunitas seluler. Tujuan : Mengetahui hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian dermatofitosis. Metode : Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling pada pasien yang datang di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi pada bulan November 2011-Januari 2012. Hasil dan Pembahasan : Dari 60 sampel penelitian diperoleh 7 (11,7%) pasien diantarnya dengan DM dan 53 (88,3%) pasien tanpa DM. Sampel dibagi menjadi dua kategori : dermatofitosis (30 sampel) dan non dermatofitosis (30 sampel). Pada pasien dermatofitosis didapatkan 6 (20%) pasien dengan DM dan 24 (80%) tidak DM, sedangkan pasien non dermatofitosis didapatkan 1 (3,3%) pasien dengan DM dan 29 (96,7%) tidak DM. Data dianalisis dengan uji chi square didapatkan p < 0,05 yang berarti ada hubungan bermakna antara DM dengan kejadian dermatofitosis di RSUD Dr Moewardi. Penelitian ini membuktikan bahwa pada penderita DM lebih mudah terjadi dermatofitosis dibandingkan dengan pasien tanpa DM. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara diabetes melitus dengan kejadian dermatofitosis. Kata Kunci : diabetes mellitus, dermatofitosis, imunitas seluler 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a R Medicine (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/18593/ 
787 0 |n J500080073 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/18593/  |z Connect to this object online