Tingkat Persepsi Anak Jalanan Tentang Situasi Pembelajaran Pada Program Kejar Paket A Di Lembaga Ppap Seroja Kota Surakarta

• Main Author: MUKTI, ANGGUN ARI (Author)
• Format: Book
• Published: 2012.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Connect to this object online
• Notes: https://eprints.ums.ac.id/18612/1/Halaman_Depan.pdf; https://eprints.ums.ac.id/18612/2/DAFTAR_PUSTAKA.pdf; https://eprints.ums.ac.id/18612/3/BAB_I_PENDAHULUAN.pdf; https://eprints.ums.ac.id/18612/4/BAB_II_LANDASAN_TEORI.pdf; https://eprints.ums.ac.id/18612/5/BAB_III_METODE_PENELITIAN.pdf; https://eprints.ums.ac.id/18612/6/BAB_IV_HASIL_PEMBAHASAN.pdf; https://eprints.ums.ac.id/18612/7/BAB_V_KESIMPULAN_SARAN.pdf
• Keywords: R Medicine (General)

Latar Belakang : Anak jalanan merupakan masalah sosial akibat krisis ekonomi dan urbanisasi berlebih di kota besar yang mempengaruhi pemenuhan hak anak, terutama hak untuk mendapatkan pendidikan. Salah satu aspek pendidikan anak jalanan yang penting untuk dievaluasi adalah suasana pembelajaran. Tujuan : Untuk mengetahui persepsi anak jalanan tentang situasi pendidikan pada program Kejar Paket A di Lembaga PPAP SEROJA Kota Surakarta dengan menggunakan Dundee Ready Education Environment Measure (DREEM). Metode : Merupakan sebuah studi deskriptif kuantitatif dengan subyek anak jalanan yang mengikuti program Kejar Paket A di Lembaga PPAP SEROJA Kota Surakarta. Instrumen DREEM dalam versi bahasa Indonesia ditanyakan kepada anak jalanan setelah pelajaran berlangsung. Hasil : Penelitian dilakukan terhadap 20 responden anak jalanan dengan rata-rata skor total adalah 150,65. Secara berurutan berikut ini adalah rata-rata skor untuk setiap subskala persepsi tentang kegiatan belajar (33,05); persepsi tentang pendidik (31,75); persepsi tentang prestasi akademik (24,65); persepsi tentang suasana belajar (40,25); dan persepsi tentang kehidupan sosial (20,95). Kesimpulan : Secara umum, suasana pendidikan nonformal untuk anak jalanan pada program Kejar Paket A di Lembaga PPAP SEROJA Kota Surakarta memiliki lebih banyak manfaat yang positif, meskipun ada hal-hal negatif yang perlu diperbaiki.