Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. B Dengan Tetanus Di Ruang IRI RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Keluhan yang dirasakan berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstrensi lengan kaku dan tangan mengapal biasanya kesadaran tetap baik. Serangan timbul proksimal, dapat dicetus ol...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Cumalasari, Hidayah (Author)
Format: Book
Published: 2012.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoums_18620
042 |a dc 
100 1 0 |a Cumalasari, Hidayah  |e author 
245 0 0 |a Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. B Dengan Tetanus Di Ruang IRI RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 
260 |c 2012. 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/1/HALAMAN_DEPAN.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/2/BAB_I.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/3/BAB_II.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/4/BAB_III.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/5/BAB_IV.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/7/BAB_V.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/8/BAB_VI.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/9/DAFTAR_PUSTAKA.pdf 
500 |a https://eprints.ums.ac.id/18620/10/LAMPIRAN.pdf 
520 |a Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Keluhan yang dirasakan berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstrensi lengan kaku dan tangan mengapal biasanya kesadaran tetap baik. Serangan timbul proksimal, dapat dicetus oleh rangsangan suara, cahaya maupun sentuhan. Diagnosa yang muncul pada kasus ini ada 8, antara lain bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekresi sekrit akibat kerusakan otot-otot menelan, nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi), resiko trauma/injuri berhubungan dengan peningkatan koordinasi otot (kejang), irritabilitas, resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran, gangguan menelan. Sindrome self care ADL (perawatan diri, makan, toileting, berpakaian, mobilisasi) berhubungan dengan gangguan sistem syaraf (kejang). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan reflek menelan, intake kurang. Hipertermi berhubungan dengan efek toksin (bakterimia). Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive. Masing - masing diagnosa ada intervensi yang dilakukan. Dalam kasus ini klien mendapatkan terapi farmakologi misalnya mendapat obat diazepam, obat penurun panas dan obat anti biotik. Dan mendapatkan terapi non farmakologi misalnya dengan member diit TKTP, melakukan suction, memasang kateter dan memasang selang nasogastrik ( NGT), dan membantu klien dalam pemenuhan ADL. Yang belum dilakukan yaitu menempatkan klien dalm ruang isolasi, untuk mengurangi terjadinya rangsang. Dari 8 diagnosa belum ada yang teratasi, kondisi pasien mengalami peningkatan, Namun jika dilihat secara keseluruhan, kondisi pasien belum mengalami peningkatan yang berarti, terlihat dari kondisi fisik pasien yang lemah dan kejang masih terjadi terus menerus. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a RT Nursing 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n https://eprints.ums.ac.id/18620/ 
787 0 |n J230103071 
856 \ \ |u https://eprints.ums.ac.id/18620/  |z Connect to this object online